"Lebih dari 60 pengunjuk rasa tewas hari ini. Mereka tewas karena luka tembakan," kata Koordinator Pusat Kesehatan EuroMiadan, Svyatoslav Khanenko.
Beberapa jam lalu, korban tewas akibat bentrokan di pusat kota Kiev ini mencapai 28 orang.
Bentrokan pecah kembali lantaran gencatan senjata yang rapuh. Namun, para pendemo kembali bisa menguasai Lapangan Kemerdekaan di jantung ibu kota Ukraina tersebut.
Sejatinya, baru sehari silam gencatan senjata disepakati kedua belah pihak. Setelah pada Selasa lalu baku hantam antara pendemo dengan polisi. terjadi di depan gedung parlemen Ukraina.
Sementara itu, kepolisian Ukraina mengakui menggunakan peluru tajam saat menghadapi pengunjuk rasa dalam bentrokan hari Kamis itu. Polisi menegaskan penggunaan peluru tajam tak lain adalah sebuah upaya membela diri.
"Untuk menjaga keselematan para penegak hukum, sebuah keputusan harus diambil, yaitu menggunakan senjata sebagai sarana membela diri," kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Kemendagri menambahkan para petugas polisi di lapangan memiliki hak untuk menggunakan senjata api yang mereka bawa jika nyawa mereka berada dalam ancaman.
Sementara itu, di Moskwa, Presiden Vladimir Putin mengirimkan seorang utusan ke Kiev atas permintan Presiden Viktor Yanukovych.
"Utusan Kremlin itu akan berperan sebagai mediator yang akan melakukan pembicaraan dengan oposisi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Putin, kata Peskov, mengutus ketua ombudsman HAM, Vladimir Lukin untuk menjalankan misi ke Ukraina.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.