Pernyataan Psaki ini menguatkan kembali apa yang sudah disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry pada pekan lalu. "Kami tidak menerima aktivitas (pembangunan) permukiman lanjutan," ujar Psaki. Amerika, dia menekankan, sudah meminta Palestina dan Israel agar menciptakan suasana kondusif untuk melanjutkan perundingan damai.
Pembicaraan damai Palestina dan Israel dimulai kembali pada Juli 2013, dengan Kerry menjadi mediator setelah pembicaraan sebelumnya berlangsung kali terakhir pada 2010. Pada 2010, pembicaraan damai Palestina dan Israel langsung gagal begitu dimulai karena Israel membangun permukiman baru Yahudi di kawasan sengketa Tepi Barat.
Namun, otoritas Palestina membantah ada kesepakatan semacam itu. Kerry juga mendukung pernyataan dari kubu Palestina ini.
Para diplomat Amerika, Kamis (7/11/2013), memperingatkan Israel untuk membuat pilihan antara pembangunan permukiman atau pembicaraan damai dengan Palestina.Kerry memperingatkan Israel, bila pembicaraan damai ini gagal, perlawanan baru dari Palestina bisa terpicu kembali. "Pilihan atas gagalnya pembicaraan ini adalah potensi kekacauan," ujar Kerry dengan menyebutkan kemungkinan bakal adanya gerakan Intifada ketiga.Menurut Kerry, rencana Israel membangun permukiman baru Yahudi di Tepi Barat akan membuat iktikad Israel mengikuti pembicaraan damai dengan Palestina dipertanyakan. "Pada akhirnya akan mengirim pesan, entah bagaimana, Anda (Israel) tidak benar-benar serius," kecam dia.
Ketegangan antara Israel dan Amerika Serikat pada pekan lalu juga meningkat menyusul pembicaraan Amerika dengan Iran terkait program nuklir di Iran. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, Selasa, masih berkilah bahwa saat ini adalah waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika.
"Soal perbedaan kami dengan Amerika, sekarang saatnya menenangkan situasi," ujar Lieberman. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengecam pembicaraan antara Amerika dan Iran di Geneva, Swiss, terkait program nuklir Iran. Netanyahu menyebut kesepakatan itu "berbahaya" dan "kesalahan bersejarah".