Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Ini Merenggut Martabat Kami...

Kompas.com - 11/11/2013, 07:58 WIB

Di desanya, mayat-mayat tergeletak sepanjang jalan utama yang berlumpur. Warga yang kehilangan rumah berkumpul meringkuk dengan sedikit harta benda yang sempat mereka selamatkan.

Laporan kerusakan datang dari sebagian besar kawasan Visayas, kawasan dengan delapan pulau besar, termasuk Leyte, Cebu, dan Samar.

Tim Ticar, seorang pejabat pariwisata setempat, mengatakan, 6.000 turis lokal dan asing terdampar di pulau wisata Boracay, salah satu titik yang dilewati jalur topan itu.

”Air laut mencapai lantai kedua hotel,” kata Nancy Chang, yang dalam perjalanan bisnis dari China di Tacloban dan berjalan tiga jam melewati lumpur dan puing-puing untuk menuju pusat evakuasi militer di bandara. ”Ini seperti kiamat,” katanya.

Hanya bisa memaki

Penjarahan pun marak. Dua mal terbesar di Tacloban dan toko bahan pangan dijarah warga yang kelaparan. Kekosongan keamanan ketika petugas polisi di kota itu tidak masuk kerja setelah topan dimanfaatkan sebagian orang yang selamat.

Seperti Gualberto, banyak warga mengatakan mereka belum makan sejak topan itu dan pihak berwenang mengakui tidak bisa mendatangkan cukup bahan bantuan ke kota itu.

Seorang pemilik toko daging berusaha mencegah massa memasuki tokonya dengan sebuah senjata api. Massa tidak peduli, dan toko itu tetap dijarah. Pengusaha itu hanya bisa memaki-maki.

Ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon menyebut sebagian penjarah itu penjahat setelah salah satu konvoi bantuan organisasinya dijarah dekat Tacloban.

Di sudut lain kota itu, pria, wanita, dan anak-anak yang bingung berjalan tanpa arah tujuan di sepanjang jalan yang dipenuhi mobil terbalik dan tiang listrik tumbang. Bau anyir kematian memenuhi udara.

Semua punya kisah mengerikan dan berupaya bertahan hidup sebisa mereka. (AFP/Reuters/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com