"Lebih dari separuh wilayah Tepi Barat, terutama kawasan pertanian subur, tak bisa diakses warga Palestina," demikian laporan Bank Dunia.
Menurut laporan Bank Dunia ini, akibat tak bisa diaksesnya "tanah-tanah terlarang" ini menciptakan kerugian ekonomi bagi Palestina sebesar 3,4 miliar dolar AS.
Jika bisnis dan peternakan diizinkan untuk dikembangkan di kawasan itu, maka GDP Palestina akan bertambah setidaknya 25 persen.
Laporan Bank Dunia ini dirilis hanya beberapa hari setelah Kuartet Timur Tengah mempublikasikan rencana untuk memperbaiki perekonomian Palestina yang memburuk.
Upaya perbaikan ekonomi Palestina ini adalah upaya mendukung terwujudnya negosiasi damai antara Israel dan Palestina.
Program perbaikan ekonomi selama tiga tahun yang disebutu "Inisiatif Ekonomi Palestina" akan fokus untuk mengembangkan sektor swasta.
Program ini sudah mengidentifikasidelapan sektor kunci untuk meningkatkan perekonomian Palestina antara lain konstruksi, pertanian, energi dan pengairan, serta wisata.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan GDP Palestina akan melambat dari kisaran 11 persen pada 2011 dan 5,9 persen pada 2012 menjadi hanya 4,5 persen hingga akhir tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.