Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Pekerja Restoran Cepat Saji AS Berunjuk Rasa

Kompas.com - 30/08/2013, 15:21 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pekerja restoran siap saji di sejumlah kota di AS menggelar aksi mogok kerja.

Aksi ini digelar setelah Presiden Barack Obama dan sejumlah anggota parlemen meminta peningkatan upah minimum di AS.

Anggota Kongres meminta agar gaji saat ini dinaikkan menjadi 9 dolar AS atau Rp 101.000 per jam dari sebelumnya 7,25 dolar AS atau Rp81.000 yang dibuat tahun 2009.

Sementara para pekerja restoran siap saji menuntut kenaikan gaji sebesar 15 dolar AS atau sekitar Rp 168.000 per jam, dua kali lipat dari sebelumnya.

Di New York City, sekitar 300 orang pendemo memenuhi restoran McDonald's dekat gedung Empire State.

Setidaknya ada 60 kota yang terimbas aksi mogok ini, selain New York, unjuk rasa juga digelar di Chicago, Detroit, Boston, Atlanta, Hartford, Los Angeles, Milwaukee dan St Louis.

Di restoran siap saji Wendy's, New York City, sekitar 150 pekerja berteriak: "Kami tidak bisa hidup dengan 7,25 dolar AS."

Banyak pekerja mengatakan mereka tidak bertahan hidup dengan gaji minimum yang jika ditotal setahun mencapai 15.000 dolar AS atau sekitar Rp168 juta per tahun dengan catatan kerja penuh waktu, tetapi sangat jarang bagi mereka untuk bekerja penuh dalam sepekan. 

Di Raleigh, North Carolina, sekitar 30 pekerja restoran siap saji menggelar protes di luar restoran Little Caesars.

Julio Wilson salah seorang pekerja mengatakan dia mendapatkan 9 dolar per jam dan telah bekerja di restoran tersebut selama enam bulan.

Dia mengaku gaji yang dia terima tidak cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya yang berusia lima tahun.

"Saya tahu saya mempertaruhkan pekerjaan saya, tetapi ini adalah hak saya untuk memperjuangkan apa yang pantas saya dapatkan," kata Wilson.

Selain menuntut kenaikan 15 dolar AS per jam, pekerja juga meminta ada kebebasan berserikat bagi mereka tanpa ada intervensi dari pengusaha.

Tanggapan

Menanggapi tuntutan ini, dua restoran siap saji terbesar McDonald's dan Burger King Worldwide menyatakan mereka tidak memutuskan pembayaran gaji di mayoritas restoran mereka di AS yang mengoperasikan sendiri dengan sistem waralaba.

Selain itu kedua perusahaan ini juga berlasan bahwa kenaikan gaji akan menyebabkan kenaikan biaya dan harga.

Seorang juru bicara Asosiasi Restoran Nasional kepada kantor berita AP mengatakan gaji rendah menggambarkan bahwa kebanyakan para pekerja restoran siap saji adalah orang muda dengan pengalaman kerja yang sedikit.

Tetapi Mary Kay Henry, dari Serikat Pekerja Layanan Internasional, serikat buruh yang mendukung aksi mogok ini, mengatakan banyak pekerja restoran siap saji yang bukan lagi remaja.

"Gaji tengah bagi pekerja pelayanan sebesar 9,08 dolar AS per jam masih jauh dari garis kemiskinan yang dibuat pemerintah federal, bagi mereka yang cukup beruntung mendapatkan 40 jam kerja selama seminggu dan tidak pernah absen sakit," katanya.

Industri restoran siap saji di AS dalam kecaman karena sistem kerja paruh waktu, padahal pada sektor ini menyumbang peningkatan angka tenaga kerja sejak resesi lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com