Salin Artikel

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Di Kenya, mogok kerja massal dimulai pada 12 Maret dan telah diikuti oleh setidaknya 4.000 dokter. Sampai saat ini, mogok kerja massal masih terus terjadi dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.

Sebagai konsekuensinya, banyak layanan kesehatan di rumah sakit terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan dokter yang bertugas. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak orang yang memerlukan perawatan medis segera justru tidak mendapatkan perhatian yang memadai karena kurangnya dokter yang tersedia untuk melayani mereka.

Apa yang menyebabkan para dokter di Kenya itu melakukan mogok kerja?

Perjanjian Perundingan Bersama Tahun 2017

Ini bukan kali pertama dokter-dokter di Kenya melakukan mogok kerja massal. Tahun 2017, dokter-dokter di negara berpopulasi sekitar 51 juta itu pernah melakukan mogok kerja massal untuk menagih janji pemerintah empat tahun sebelumnya yang belum ditepati.

Di tahun 2013, pemerintah berjanji akan meningkatkatkan bayaran bagi para dokter. Selain itu, pemerintah juga berjanji untuk menyisihkan uang guna mendanai penelitian medis dan pelatihan berkelanjutan kepada para dokter.

Melalui perjanjian yang sama, pemerintah menjanjikan akan membuka 400 posisi residensi baru, penetapan upah lembur, pembuatan prosedur pengaduan atas kekurangan peralatan, dan mempekerjakan 1.200 dokter baru setiap tahun selama 4 tahun ke depan guna mengatasi krisis dokter nasional.

Namun, janji tersebut tidak ditepati sehingga menimbulkan amarah dari para dokter. Dokter-dokter mulai mogok kerja dan turun ke jalan menuntut pemerintah untuk segera menepati janji.

Karena para dokter mogok, banyak orang meninggal akibat sulitnya mengakses layanan kesehatan dan tidak memiliki biaya untuk membayar layanan rumah sakit swasta.

Pada akhirnya, protes tahun itu berakhir dengan perjanjian baru, perjanjian perundingan bersama tahun 2017. Perjanjian tersebut turut menjanjikan hal-hal seperti kenaikkan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik bagi para dokter.

Lagi-lagi, janji tersebut tidak ditepati sampai dengan tahun ini sehingga mengakibatkan fenomena mogok kerja yang baru-baru ini terjadi.

Pemerintah Mengaku Tak Memiliki Uang

Dipimpin oleh Persatuan Praktisi Medis, Apoteker, dan Dokter Gigi Kenya (KMPDU), ribuan dokter magang, dokter medis, apoteker, dan dokter gigi turun ke jalan untuk menuntut pemerintah agar menepati janjinya di tahun 2017, termasuk kenaikan gaji. Para dokter juga melakukan protes akibat kegagalan pemerintah dalam mempekerjakan dokter-dokter magang.

Di minggu pertama protes, pemerintah sempat menawarkan tawaran lain, namun ditolak oleh serikat dokter karena masih jauh dari yang mereka harapkan.

Sampai dengan minggu kelima protes, pemerintah masih tidak dapat memenuhi permintaan para dokter ini. Menurut pengakuan pemerintah, mereka tidak punya uang untuk memenuhi permintaan dokter-dokter tersebut, terlebih kenaikkan gaji. Memperkerjakan dokter magang juga sulit karena tidak adanya cukup uang untuk menggaji mereka, kata pemerintah.

Jika pun ada uang, pemerintah mengaku bahwa uang-uang itu sudah dialokasikan untuk keperluan lain yang sama-sama penting dan tidak dapat dialokasikan kembali.

Presiden Kenya, William Ruto, mengatakan, “Jika Anda mendukung mereka (para dokter), bayarkan uang yang mereka minta.”

Dampak Mogok Kerja

Masyarakat mulai merasakan efek dari mogok kerja ini pada minggu kedua semenjak protes berlangsung. Pelayanan kesehatan mulai banyak yang terhambat akibat banyaknya tenaga medis yang absen. Pasien pun dibiarkan terlantar tanpa perhatian medis.

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang dibawa ke rumah sakit oleh ibunya karena patah kaki ditolak  rumah sakit di daerah Kakamega di Kenya bagian barat karena tidak ada dokter yang dapat membantu.

Di minggu ketiga mogok kerja, dokter-dokter mulai absen dari layanan medis darurat. Menurut laporan media lokal, seorang pemuda yang awalnya mengeluhkan sakit gigi tewas karena penyakitnya berkembang menjadi infeksi darah dan malaria. Sebelumnya, ia telah mencari pertolongan medis ke berbagai fasilitas kesehatan, tapi tidak membuahkan hasil.

Banyak pasien lain beralih ke klinik swasta yang lebih mahal akibat tutupnya layanan rumah sakit umum. Jika tidak memiliki uang untuk membayar klinik swasta, mereka akan menunda pengobatan yang hanya akan memperburuk kondisinya.

https://internasional.kompas.com/read/2024/04/22/105308170/alasan-mogok-kerja-para-dokter-di-kenya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke