Salin Artikel

Pemilu Tahun 2024 di Meksiko Terancam Ulah Kartel

Selain berkontribusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan, kartel di Meksiko juga berkontribusi terhadap tingginya level kejahatan.

Menurut data Global Organized Crime Index, Meksiko menempati urutan ketiga sebagai negara dengan skor kriminalitas tertinggi di dunia. Di benua Amerika, Meksiko menempati posisi kedua dan di wilayah Amerika Tengah, Meksiko menempati posisi pertama

Tingginya kriminalitas di Meksiko banyak dipengaruhi oleh tingginya aktivitas penyelundupan dan perdagangan manusia sebagai dampak dari tingginya kemiskinan. Kebanyakan penyelundup di Meksiko memiliki hubungan dengan kartel-kartel tertentu. Bentrok antara kartel yang seringkali melibatkan kekerasan juga telah mengakibatkan keamanan di Meksiko semakin terancam.

Aksi kartel yang kian ganas menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak jelang pemilu pada Juni mendatang. Para uskup di Meksiko telah memperingatkan soal campur tangan kartel dalam pemilu.

Mengenal Kartel-Kartel Terkuat di Meksiko

Kartel Sinaloa dan Jalisco New Generation mendominasi dunia perkartelan di Meksiko. Di bawah dua kartel tersebut, masih ada kartel-kartel lain yang tidak kalah kejam seperti kartel Gulf dan Los Zetas.

Kartel Sinaloa dominan berkuasa di Meksiko bagian utara dan barat. Kartel ini telah ditandai oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai organisasi perdagangan narkoba ilegal terbesar di dunia.

Berdiri sejak akhir tahun 1980-an, kartel Sinaloa untuk periode yang cukup lama dipimpin seorang “raja narkoba”, Joaquin Guzman atau sering disebut sebagai El Chapo. El Chapo sempat menduduki peringkat pria terkaya di dunia. Kehidupannya seringkali didokumentasikan dalam buku hingga film.

Selama kepemimpinan El Chapo, Sinola dikenal sangat kejam dan seringkali berkonflik dengan kartel lain. Tidak hanya menculik, kartel Sinola sering menyiksa hingga membunuh anggota kartel lawannya.

El Chapo akhirnya ditangkap pihak berwenang pada Juli 2019. Namun, penangkapannya justru berujung pada meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut. Penangkapan El Chapo juga sama sekali tidak berpengaruh pada kekayaan dan kekuasaan kartel Sinaloa. Hingga saat ini, Sinola masih menghasilkan miliaran dolar dari perdagangan narkoba.

Setelah Sinola, ada kartel Jalisco New Generation yang berkuasa di Meksiko bagian barat, khususnya wilayah Tierra Caliente. Kelompok itu didirikan tahun 2010 dan menjadi saingan terbesar Sinaloa. Pada tahun 2019, aset Jalisco mencapai lebih dari 20 miliar dolar.

Menurut laporan pemerintah AS, kartel Jalisco merupakan salah satu distributor utama narkoba sintetis di benua Amerika. Jalisco merupakan pemain kunci dalam pasar amfetamin ilegal di AS dan Eropa dan diperkirakan memiliki hubungan dengan pasar narkoba di Asia.

“Mereka tetap menjadi kartel paling agresif di Meksiko,” kata firma analisis geopolitik Stratfor yang berbasis di AS. “Upaya mereka untuk memperluas wilayahnya berpengaruh besar terhadap gelombang kekerasan yang terus-menerus melanda Tijuana, Juarez, Guanajuato dan Mexico City.”

Sama seperti Sinaloa, Jalisco juga terkenal karena serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan dan pejabat. Mereka telah menembak jatuh sebuah helikopter militer dengan granat berpeluncur roket, membunuh puluhan pejabat negara, dan menggantungkan jenazah korbannya di jembatan untuk mengintimidasi lawan-lawannya.

Kartel Gulf dan Los Zetas berkuasa di wilayah utara hingga bagian timur Meksiko. Kartel Gulf merupakan salah satu kelompok kriminal tertua di Meksiko yang akarnya dapat ditelusuri kembali ke tahun 1980-an.

Pada saat itu, Gulf dikenal karena menyelundupkan kokain dan ganja ke AS. Mereka juga diduga menyelundupkan heroin dan amfetamin serta bekerja sama dengan kartel di Kolombia.

Pada tahun 1990-an, operasi penyelundupan narkoba kartel Gulf dilaporkan telah menghasilkan miliaran dolar setiap tahun. Mereka berkolaborasi dengan sejumlah pejabat pemerintah yang korup agar bisa tetap bertahan.

Kartel ini awalnya dipimpin Juan García Abrego, gembong narkoba Meksiko pertama yang masuk dalam 10 daftar orang paling dicari FBI. Dia ditangkap tahun 1996 dan dipenjara seumur hidup di AS.

Penerusnya, Osiel Cardenas Guillen, membangun sayap militer kartel. Dia merekrut sejumlah tentara yang korup dan menggunakan pendekatan yang lebih kejam terhadap mereka. Para tentara itu pada akhirnya memberontak dan membentuk kartel saingan mereka sendiri, kartel Los Zetas.

Cardenas telah ditangkap tahun 2003 dan saat ini menjalani hukuman 25 tahun penjara di AS. Saudara laki-lakinya dan pemimpin utama kartel, Ezequiel Cardenas Guillen, tewas dalam baku tembak dengan tentara Meksiko tahun 2010.

Kartel kemudian terpecah menjadi beberapa faksi dengan pemimpin berbeda. Akibatnya, kelompok itu melemah dan terlibat dalam perang perebutan wilayah yang kejam dengan kartel Los Zetas.

Kartel Los Zetas menjadi sangat terkenal karena kekejamannya. Mereka seringkali menyiksa dan memenggal kepala korbannya.

Tahun 2012, Los Zetas mencapai puncak kekuasaan. Kelompok ini disebut-sebut sebagai geng narkoba terbesar di negara itu, mengalahkan saingan berat mereka, Sinaloa, dan diperkirakan beroperasi di lebih dari separuh negara bagian Meksiko.

Mereka beralih dari narkoba ke aksi kejahatan apapun yang menghasilkan uang, mulai dari penyelundupan rokok hingga perdagangan manusia.

Namun tahun 2012, salah satu pemimpin mereka tewas dalam baku tembak dengan Angkatan Laut Meksiko. Penggantinya, Miguel Ángel Treviño Morales, ditangkap. Adik laki-lakinya, Omar Treviño Morales, mengambil alih tetapi juga ditangkap tahun 2015.

Hal ini menandai awal kemunduran kartel Los Zetas. Perpecahan internal juga melemahkan kelompok tersebut. Meski begitu, mereka tetap menjadi kelompok yang ditakuti.

 Ancaman Kartel terhadap Pemilu 2024

Pemilu tahun ini akan menjadi pemilu terbesar sepanjang sejarah Meksiko. Para pemilih akan memilih presiden dan 628 anggota Kongres dan ribuan posisi di politik lokal. Pemilu akan dilaksanakan di 32 yurisdiksi, dengan lebih dari 20.000 posisi yang diperebutkan.

Di sebagian besar wilayah negara yang dilanda kekerasan kartel, banyak yang menyuarakan keprihatinan mengenai krisis keamanan yang terjadi. Dalam dua bulan pertama tahun ini, sejumlah kandidat telah tewas terbunuh bahkan sebelum pemilu resmi dimulai. Para pengawas memperingatkan bahwa pemilu tahun ini bisa menjadi pemilu paling penuh kekerasan yang pernah terjadi di Meksiko.

Otoritas federal menawarkan perlindungan keamanan kepada para kandidat tingkat nasional. Namun mereka yang mencalonkan diri untuk jabatan di wilayah, posisi yang sebenarnya ingin dikendalikan kartel narkoba, tetap rentan terhadap bahaya.

Julián Lopez, koordinator Partai Gerakan Warga di wilayah bagian selatan Guerrero, diculik sekelompok orang bersenjata dengan dua rekannya saat mereka sedang mengemudi pada 7 Februari. Lopez yang berusia 43 tahun dipukuli dan dilucuti pakaiannya dan dikuras hartanya. Lopez kemudian dipaksa berlutut di dekat tempat pembuangan sampah dan ditinggalkan di situ pada tengah malam.

Pada 10 Februari, seorang pria yang mencalonkan diri sebagai anggota kongres dari Partai Morena di Ecatepec, pinggiran Mexico City, ditembak mati di jalan bersama saudara laki-lakinya. Sebulan sebelumnya, pada 5 Januari, pemimpin lokal Partai Revolusioner Institusional dan calon wali kota Suchiate, Chiapas, tewas terbunuh. Pada hari yang sama, di negara bagian Colima, seorang calon walikota dari Partai Gerakan Warga di Armeria ditembak orang-orang bersenjata saat berada di dalam kendaraannya.

Dua kandidat wali kota untuk Kota Maravatio ditemukan tewas tertembak hanya dalam selang waktu beberapa jam pada 26 Februari.

Armando Perez, dari Partai Aksi Nasional (PAN) yang konservatif, dan Miguel Ángel Reyes, dari partai sayap kiri, Morena, juga ditemukan tewas di kendaraan pribadi mereka akibat luka tembak belum lama ini.

“Ini menggambarkan tingkat kekerasan yang sangat serius dan kurangnya keamanan yang terjadi menjelang pemilu paling penting dalam sejarah Meksiko,” tulis pemimpin Partai Aksi Nasional, Marko Cortés, di media sosial.

Sejak akhir tahun 2006, sebanyak 420 ribu orang telah tewas terbunuh dan puluhan ribu orang dilaporkan hilang setelah presiden Meksiko kala itu, Felipe Calderon, meluncurkan kampanye militer anti-narkoba. Pada pemilu terakhir di tahun 2021, sekitar tiga lusin kandidat tewas terbunuh.

https://internasional.kompas.com/read/2024/03/07/131258370/pemilu-tahun-2024-di-meksiko-terancam-ulah-kartel

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke