Salin Artikel

Kabuki-mono: Bandit Nyentrik "Gila" pada Zaman Kuno Jepang

KOMPAS.com - Kabuki-mono atau juga disebut sebagai Hatamoto-yakko adalah bandit samurai yang berkeliaran di era feodal Jepang sekitar abad ke-15, yang disebut-sebut sebagai cikal bakal yakuza modern.

Dalam bahasa Jepang, "kabuki-mono" artinya adalah orang gila, seperti yang dilansir dari Historica Fandom, karena kostum, potongan rambut, dan perilaku aneh mereka.

Melansir Japanese Wiki Corpus, nama "Kabuki-mono" adalah nama yang diberikan kepada orang-orang yang memunculkan tren sosial nyentrik antara akhir Zaman Sengoku dan awal Zaman Edo.

Pada saat itu, kimono untuk pria biasanya dalam warna yang sangat tenang, seperti kuning pucat atau biru laut. Namun, kabuki-mono, mengabaikan tren sosial yang berlaku.

Namun, mereka lebih memilih pakaian yang lebih mencolok, seperti kimono warna-warni untuk wanita yang dikenakan, seperti jubah, atau hakama (sejenis celana panjang, dikenakan pada kimono) yang ditambal dengan kulit binatang.

Mode penampilan dengan item dan gaya nyentrik mereka saat itu disebut kabuki-taru-sama atau tampilan eksentrik, seperti tatanan rambut tategami, obitai, binkiri, dengan membawa pedang besar.

Aksi bandit

Kabuki-mono sering berkomplot untuk menipu atau merampok uang dan barang berharga orang lain dengan berkelahi. Mereka suka membual tentang kehebatan mereka, yang terkadang menyebabkan perkelahian atau pertumbuhan darah.

Mereka menemukan kesenangan dalam terlibat dalam perilaku yang keterlaluan dan menyimpang di jalanan, seperti pembunuhan orang secara acak di jalan untuk menguji pedang baru (tsujigiri), gulat sumo, dan menari. Mereka juga terkait erat dengan kebiasaan homoseksualitas dan merokok.

Orang-orang yang menjadi kabuki-mono sebagian besar adalah pelayan keluarga samurai, seperti wakato (pelayan), chugen (pangkat di bawah prajurit biasa), atau komono (pelayan rendah).

Ada juga yang menjadi Kabuki-mono dari kalangan pedagang, pengrajin, hatamoto (pengikut langsung pemerintah feodal yang dipimpin oleh shogun), dan gokenin (pengikut shogun).

Meski suka mengganggu kedamaian umum, Kabuki-mono yang juga dikenal sebagai hatamoto-yakko, terikat erat dan bersumpah untuk melindungi satu sama lain di antara anggota dari semua ancaman.

Disebutkan bahwa pemimpin Kabuki-mono, Ichibei Otori yang ditangkap dan dipenggal pada 1612, menolak untuk membocorkan nama-nama anggota kelompoknya sampai akhir, meski ia disiksa secara brutal.

Dia juga menuliskan kalimat di pedangnya, "Saya telah hidup terlalu lama untuk menjadi dua puluh lima tahun - Ichibei."

Samurai pengangguran

Setelah Pertempuran Sekigahara dan penyatuan Jepang oleh Tokugawa Ieyasu berhasil, 500.000 samurai dipaksa menganggur sebagai kebijakan Tokugawa untuk menjaga perdamaian di Jepang.

Sebagian besar samurai didesak untuk bergabung dengan kelas pedagang yang berkembang di desa-desa besar, seperti Osaka.

Lalu, para samurai di kota-kota kastil, seperti Tokyo dan Nagoya bergabung dengan birokrasi sipil atau menjadi sarjana dan filsuf.

Sementara, banyak juga samurai lain yang bereputasi baik memutuskan untuk terlibat dalam pertempuran jalanan, perampokan, dan teror dengan bergabung sebagai Kabuki-mono yang disebut Hatamoto-yakko.

Digambarkan mereka tidak senang dengan pemerintahan Keshogunan Tokugawa.

Meski begitu, Kabuki-mono bukanlah kelompok samurai sejati. Mereka adalah gangster nyentrik yang gaduh, mengganggu kedamaian, suka menyanyi dengan keras, menari, dan berkelahi di jalanan.

Di bahwa Keshogunan Tokugawa mereka menjadi saingan dari kelompok main hakim sendiri yang dikenal sebagai Machi-yakko.

Machi-yakko adalah rakyat jelata yang bertindak seperti ksatria kota, tetapi mereka tidak bisa memiliki pedang karena mereka bukan samurai, seperti Kabuki-mono yang merupakan samurai (Hatamoto-yakko).

Baik Kabuki-mono dan Machi-yakko kemudian diidentikan sebagai generasi pendahulu atau cikal bakal dari terbentuknya organisasi kriminal yakuza modern, seperti yang dilansir dari Historica Fandom.

https://internasional.kompas.com/read/2021/06/24/121159370/kabuki-mono-bandit-nyentrik-gila-pada-zaman-kuno-jepang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke