Salin Artikel

Pemimpin Oposisi Inggris Sebut Eks Pemimpin ISIS Baghdadi Harus Ditangkap Hidup-hidup

Baghdadi dilaporkan tewas pada akhir Oktober lalu setelah bunuh diri saat diserbu pasukan khusus AS di persembunyiannya di Idlib, Suriah.

Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers menyatakan, eks Pemimpin ISIS itu tewas setelah mengaktifkan bom bunuh diri karena tersudut di terowongan.

Dilansir The Sun Rabu (13/11/2019), Corbyn menuturkan dia sedikit ragu dengan versi yang diberikan oleh Trump mengenai kematian Abu Bakar al-Baghdadi.

"Saya tidak tahu mengenai detil kejadiannya. Namun memungkinkan jika dia ditangkap hidup-hidup," kata Corbyn dalam wawancara dengan LBC.

Pemimpin oposisi sejak 2015 yang dituding "bersimpati pada teroris" itu berujar, dia lebih suka melihat Baghdadi dihadapkan pada pengadilan.

"Saya tidak tahu detil kejadiannya seperti apa. Tetapi jika kita ingin hidup di dunia yang adil dan damai, maka kita harus mempraktikannya," katanya.

Dia kemudian merujuk kepada mendiang Pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas ditembak Navy SEALs di Pakistan pada 2011 silam.

Politisi yang juga Ketua Partai Buruh itu mengklaim, keputusan SEALs untuk mengeksekusi Bin Laden malah membuat dunia menjadi tempat yang "lebih berbahaya".

"Jika memungkinkan menangkap hidup-hidup dan menghadapkan mereka pada pengadilan, maka tentunya itulah yang harus dilakukan," terang Corbyn.

Dia menjelaskan jika mereka percaya dengan kekuatan hukum seperti Pengadilan Kriminal, maka mereka harus menghadapkan Baghdadi maupun Bin Laden di hadapan hukum.

Meski begitu, Jeremy Corbyn mengakui bahwa keputusan untuk "menghapus Pemimpin ISIS itu dari buku sejarah" adalah "hal yang tepat".

Pernyataan itu Corbyn pun menuai tanggapan dari kandidat Partai Konservatif, Michael Fabricant, karena dianggap kontroversial.

"Begini logika dia. 'Ya, Tuan Baghdadi. Kami mengerti Anda pemimpin militer ISIS. Jadi temani saya ke kantor polisi terdekat'. Apa yang dia pikirkan?" kritik Fabricant.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut baik pengumuman Trump bahwa pria yang kepalanya dihargai Rp 350 miliar itu telah tewas.

"Kematian Baghdadi adalah momen terpenting. Tetapi pertempuran melawan Daesh (singkatan ISIS dalam bahasa Arab) belum usai," tegasnya.

Trump menjelaskan, tim forensik menggunakan pemeriksaan DNA secara cepat untuk memastikan potongan tubuh yang meledak adalah pria yang paling diburu dunia itu.

Milisi Kurdi yang merupakan sekutu AS dalam menumpas ISIS mengklaim, mereka mendapatkan celana dalam yang dipakai mengumpulkan sampel DNA.

Adapun lokasi persembunyiannya bisa diketahui setelah seorang anggota ISIS yang lama dendam terhadap kelompok itu memutuskan membelot.

Pentagon kemudian memaparkan, jenazah Baghdadi "dikuburkan" di laut 24 jam setelah kematiannya sesuai dengan "hukum konflik bersenjata".

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/14/06000051/pemimpin-oposisi-inggris-sebut-eks-pemimpin-isis-baghdadi-harus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke