Ingin Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi, Indonesia dan Bolivia Jajaki Bentuk Forum Bisnis

Keinginan itu timbul dari pertemuan Duta Besar RI Lima Marina Estella Anwar Bey dan Menteri Luar Negeri Bolivia Diego Pary Rodriguez bertemu pada 26 Agustus lalu di ibu kota La Paz.

Dalam pertemuan itu, Dubes Marina mengungkapkan perdagangan Indonesia dan Bolivia terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, nilai perdagangan 30 juta dollar AS, atau Rp 426,7 miliar.

Kemudian 2017 35 juta dollar AS (Rp 497,8 miliar). Dan pada tahun lalu, neraca perdagangan kedua negara mencapai 46 juta dollar AS, atau Rp 653,9 miliar.

Produk yang diimpor Indonesia dari Bolivia adalah kayu, tepung sereal, serta potongan besi. Sementara Tanah Air mengekspo mobil, sepatu, baterai, hingga sabun.

Keterangan Dubes Marina disambut baik Menlu Rodriguez yang mengusulkan, ke depannya mereka bisa mengadakan forum bisnis untuk menghadirkan pengusaha dari dua negara.

Untuk meningkatkan volume perdagangan, Rodriguez dan Dubes Marina secara tegas berpandangan perlunya hubungan people-to-people, khususnya para pelaku usaha.

Marina pun mengundang Kemenlu Bolivia guna menghadiri Indonesia-Latin America and Carribean (INA-LAC) Business Forum and Trade Expo Indonesia (TEI) Oktober mendatang.

Undangan serupa juga disampaikan kepada presiden sejumlah kamar dagang dan asosiasi bisnis Bolivia. Misalnya Presiden Kantor Dagang Bolivia (CNC) Rolando Kempff Bacigalupo.

Dalam pertemuan yang digelar langsung itu, Dubes Marina menerima respons sngat positif dari para presiden yang berasosiasi dengan hampir seluruh pengusaha skala besar.

Diharapkan melalui dialog tersebut, ke depannya KBRI Lima dapat menjalin kerja sama promosi perdagangan yang lebih intensif dengan para pelaku bisnis setempat.