Salin Artikel

Houthi Klaim Serangan "Drone" ke Fasilitas Gas Alam Saudi, Picu Kebakaran

Dilansir AFP, yang mengutip pernyataan dari perusahaan energi milik Arab Saudi, Aramco, serangan tersebut menyasar sebuah fasilitas gas alam di Shaybah.

"Tim tanggap dari Saudi Aramco telah dapat mengendalikan kebakaran di lokasi yang terbatas di fasilitas pencairan gas alam di Shaybah," kata perusahaan energi itu dalam pernyataannya.

"Serangan tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun cedera, juga tidak ada gangguan terhadap pengoperasian Saudi Aramco," tambah pernyataan itu.

Kelompok Houthi telah mengklaim melakukan serangkaian serangan, baik menggunakan rudal maupun drone, ke fasilitas milik pemerintah Saudi, dalam beberapa bulan terakhir, sebagai balasan terhadap perang saudara yang ditimbulkan Saudi di Yaman.

Serangan pada Sabtu pagi itu juga diklaim dilakukan Houthi yang melancarkan serangan "besar-besaran" dengan mengerahkan 10 unit drone dan menargetkan instalasi gas Saudi.

Seorang juru bicara Houthi, yang dikutip stasiun televisi pemberontak, Al-Masirah, mengatakan bahwa akan ada serangan yang lebih besar dan ganas terhadap Arab Saudi, jika negara itu melancarkan balasan.

Sementara Menteri Energi Arab Suadi, Khalid al-Falih, mengatakan bahwa serangan drone terbaru dilancarkan pada pukul 03.20 dini hari menggunakan drone jebakan.

"Otoritas Saudi mengecam keras serangan itu," kata Al-Falih.

"Sabotase teroris ini mengikuti serangkaian serangan, termasuk terhadap kapal tanker minyak, yang bertujuan mengganggu pasokan minyak internasional."

"Tindakan itu tidak hanya ditujukan kepada Arab Saudi, melainkan juga terhadap perekonomian global," tambah Al-Falih.

Shaybah terletak lebih dari 1.000 kilometer dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman barat laut.

Fasilitas gas alam itu berada dekat dengan perbatasan Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu mitra utama Arab Saudi, yang bersama-sama telah memerangi Houthi sejak 2015, untuk mengembalikan pemerintahan Yaman pro-Saudi yang digulingkan.

Pemerintahan itu telah terusir dari ibu kota Sanaa pada akhir 2014 ke kota terbesar kedua di Aden.

Sebelumnya diberitakan, kelompok Houthi mendesak kepada koalisi militer Arab Saudi untuk menarik pasukannya dari Yaman menyusul keputusan Uni Emirat Arab yang akan mengurangi jumlah tentaranya di negara itu.

Uni Emirat Arab telah mengumumkan bakal mengurangi jumlah tentaranya di Yaman yang sedang dilanda peperangan melawan pemberontak Houthi.

UEA telah menjadi mitra kunci dalam koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman, yang mulai mengintervensi peperangan di negara itu pada 2015, untuk mendukung pemerintah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang diakui internasional, menghadapi pemberontak Houthi, yang didukung Iran.

Pengurangan tentara di Yaman itu tak lepas dari pergeseran strategi yang dijalankan oleh koalisi, dari strategi "mengutamakan militer" menjadi "mengutamakan perdamaian".

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/17/21280751/houthi-klaim-serangan-drone-ke-fasilitas-gas-alam-saudi-picu-kebakaran

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke