Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Pendaki Italia Mencapai Puncak K2 di Himalaya

Pendaki gunung Italia, Achille Compagnoni dan Lino Lacedelli, adalah orang pertama yang mencapai puncak K2 pada 31 Juli 1954.

K2 adalah gunung tertinggi kedua di dunia setelah Gunung Everest. Ketinggian puncak K2 mencapai 8.611 meter.

Gunung ini merupakan bagian dari segmen Karakoram dari jajaran Himalaya, dan terletak di Area Utara Pakistan, di perbatasan antara Pakistan dan Cina.

Dilansir dari National Geographic, Rabu (31/7/2019), meski K2 memiliki tinggi yang lebih rendah dibanding dengan Puncak Everest, namun banyak pendaki yang mengakatakan, puncak ini lebih sulit didaki.

Menurut artikel New York Times, K2 adalah sebutan awal yang diberikan dalam survei Great Trigonometrical Survey of India di abad ke-19, yang akhirnya menjadi nama resmi dari gunung ini.

Meski begitu, puncak K2 sebenarnya memiliki nama asli Chogori. Penduduk setempat menyebutnya demikian, karena puncak ini dikenal sebagai raja gunung yang megah.

Penaklukan puncak K2 menjadi simbol kebanggaan Italia. Saat itu, penaklukan puncak-puncak Himalaya merupakan persaingan sengit. Setiap pendaki berlomba-lomba untuk mencatatkan rekor baru.

Bahkan keberhasilan kedua orang itu diganjar penghargaan sebagai pahlawan nasional Italia.

"Karena negara baru saja keluar dari perang, penaklukan ini menjadi simbol kelahiran kembali dan harapan," ucap Komite Everest-K2-CNR, Agostino Da Polenza.

Pendakian itu sebenarnya melibatkan orang ketiga, yakni Walter Bonatti.

Dalam buku Fallen Giants: A History of Himalayan Mountaineering from the Age of Empire to the Age of Extremes karya Maurice Isserman dan Stewart Weaver tertulis, pada malam terakhir sebelum pendakian, pendaki ketiga Bonatti yang ditemani oleh seorang portir membawa dua set oksigen ke kamp ekspedisi.

Namun setelah tiba di sana, Bonatti tidak dapat menemukan tenda Compagnoni dan Lacedelli.

Lalu pada pukul 05.00 pagi keesokan paginya, Compagnoni dan Lacedelli mengumpulkan tabung oksigen melanjutkan perjalanan ke puncak.

Namun, ternyata orang-orang itu kemudian menuduh satu sama lain menyabotase rencana yang disepakati untuk mencapai puncak pertama.

Compagnoni, seperti diberitakan The Telegraph, menuduh Bonatti menyedot sebagian oksigen di dalam tangki, menyebabkan dia dan Lacedelli kehabisan tenaga pada saat kritis dalam perjalanan mereka ke puncak.

Sementara Bonetti di sisi lain menuduh Compagnoni memindahkan kamp mereka ke lokasi yang lebih tinggi dari yang disepakati.

Menurut Bonatti, hal ini memaksa dia dan Mahdi yang dalam keadaan kelelahan untuk turun dan meninggalkan tabung oksigen di tempat tersebut.

Menjawab tuduhan itu, Compagnie menuturkan, ia memindahkan tenda untuk menghindari sérac atau punggungan es yang menggantung.

Menjelang sore hari, keduanya berhasil mencapai puncak dengan kondisi minimal. Selama setengah jam mereka mengambil foto.

Dua di antaranya --satu menunjukkan Compagnoni dengan masker yang masih di wajahnya, sedangkan Lacedelli berpose tanpa masker.

Sepanjang perjalanan, Compagnoni kehilangan beberapa jari serta terserang radang dingin. Namun, itu sebanding dengan penghargaan yang diterima oleh keduanya.

Mereka disambut sebagai pahlawan nasional. Bahkan dalam perayaan keberhasilan pendakian tersebut, banyak tokoh penting dan pahlawan Italia yang turut diundang.

https://internasional.kompas.com/read/2019/07/31/11362641/hari-ini-dalam-sejarah-pendaki-italia-mencapai-puncak-k2-di-himalaya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke