Salin Artikel

Apa Kata Media Asing tentang Persiapan Pemilu di Indonesia?

Berbagai tema terkait kebijakan pemerintah hingga persiapan pemilu pun dibahas. Lalu, bagaimana media asing menyoroti persiapan pemilu di Indonesia?

Sejumlah media berbahasa Jerman menyoroti isu pluralisme dan intoleransi beragama di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini.

Deutschlandfunk Kultur mempertanyakan meningkatnya intoleransi beragama di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dengan mengambil kasus contoh penistaan agama yang dialami Sukmawati Soekarnoputri.

Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) menyoroti Presiden Joko Widodo yang pergi umrah ke Arab Saudi di masa minggu tenang dan betapa tema keagamaan kian menjadi sentral dalam dunia perpolitikan di Indonesia.

FAZ menulis, selama bertahun lamanya Indonesia telah menjadi contoh agama Islam yang toleran dan kesinambungan antara kehidupan berdemokrasi dan beragama.

Namun, dalam beberapa tahun belakangan, hal itu berubah. Hal serupa disoroti oleh radio dan televisi Swiss (SRF) dengan menyatakan agama di Indonesia bukan persoalan pribadi.

Ekonomi dan lingkungan

Media berbahasa Inggris, BBC, juga menulis masalah intoleransi beragama sebagai perhatian utama menjelang pemilu tahun ini. Kedua kandidat berusaha sebaik mungkin menampilkan citra sebagai seorang Muslim untuk meraih simpati massa.

Di satu sisi, China memainkan peran penting dalam hubungan dagang dengan Indonesia.

Sementara CNBC menulis, para investor akan lebih merasa nyaman dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dan gaya pemerintahannya.

Dalam dua bulan pertama pada 2019, investor asing masuk ke pasar saham Indonesia dan membeli saham senilai Rp 10,47 triliun.

"Kemenangan Prabowo akan membawa sentimen bagi investor," tulis CNBC.

Sementara Aljazeera menyayangkan tema lingkungan yang kurang mendapatkan sorotan dalam masa kampanye.

Padahal, media itu menulis, sepertiga hutan hujan di Indonesia akan menghilang pada 2020 akibat penebangan ilegal dan perluasan perkebunan kelapa sawit.

Kompleks dan rumit

Media berbahasa Inggris lainnya, Guardian, menyoroti Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan total jumlah pemilih sebanyak 192,8 juta orang.

Pemilu kali ini juga akan menjadi pemilihan presiden secara langsung yang terbesar di dunia.

Harian ini juga menyebut, pemilu yang berlangsung pada 17 April 2019 bakal sebagai pemilu satu hari yang paling rumit di dunia.

Pemilu di India memang diikuti peserta lebih banyak, tetapi secara keseluruhan dilakukan selama enam minggu sehingga jadi lebih relaks.

Bukan hanya memilih presiden, pada pemilu kali ini masyarakat juga akan memilih calon anggota legislatif pada hari yang sama.

"Ini berarti di 809.500 TPS, para pemilih akan memilih calon lebih dari 250.000 kandidat untuk 20.538 kursi legislatif di lima level pemerintahan dalam waktu hanya enam jam," tulis Guardian.

Media ini pun menyayangkan akan ada sekitar 1,6 juta orang dari suku asli di pedalaman Indonesia yang tidak dapat memilih karena tidak memiliki KTP.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/15/21062761/apa-kata-media-asing-tentang-persiapan-pemilu-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke