Salin Artikel

7 Peta yang Mengubah Dunia...

KOMPAS.com - Sebelum berkembangnya aplikasi berbasis navigasi dan peta digital di ponsel pintar, kita masih menggunakan peta fisik untuk membantu mencari daerah tujuan.

Peta memberikan gambaran kepada penggunanya mengenai luas wilayah, jarak, kota yang ada, kota terdekat, hingga kondisi alam yang digambarkan dengan warna yang berbeda.

Ternyata, penggunaan peta sudah ada sejak zaman dulu untuk mengetahui wilayah hingga menuliskan daerah yang berhasil dikuasai.

Berikut sejumlah peta tua dalam sejarah kartografi yang mengubah dunia:

Peta dunia paling awal dituliskan dalam prasasti tanah liat yang berada di kota kuno Babilonia pada 600 SM. Prasasti tersebut berbentuk seperti persegi yang memiliki ukuran tak lebih dari 20 sentimeter.

Dalam prasasti terlihat peta bumi berbentuk seperti gambar cakram datar yang dikelilingi oleh lautan dan sungai.

Sementara itu, Babilon dan Sungai Efrat digambarkan di tengah sebagai sepasang persegi panjang. Kota Assyria dan Susa ditampilkan sebagai gumpalan bundar kecil.

Pada luar cakram terdapat potongan segitiga yang menggambarkan pulau-pulau terjauh. Sementara itu, tulisan paku yang ada dalam tabel tersebut menggambarkan tanah yang dihuni oleh binatang buas mitologis Babilonia.

Melalui tangannya, Ptolemaeus menghasilkan ilmu geografi. Dia menghasilkan buku teks delapan volume yang mencangkup beberapa peta dengan prinsip matematika dan geometri.

Dalam buku tersebut menggambarkan beberapa wilayah dunia dengan Samudra Hindia yang digambarkan sebagai laut utama. Ptolemaeus mengalami kesalahan karena masih banyak laut di dunia yang belum dijelajahi saat itu.

Selain itu juga tergambar 8.000 nama tempat yang berbeda-beda seperti daerah di sekitar Islandia dan Korea yang semuanya diplot dengan titik-titik geometris garis lintang dan bujur.

Sayangnya tak ada peta yang dibuat oleh Ptolemaeus, yang bertahan sampai sekarang. Peta itu hilang dan tak ditemukan.

Baru pada abad ke-12 orang Yunani mulai memproyeksikan peta baru sesuai dengan koordinat Ptolemaeus.

Pada abad ke-12 M, cendekiawan Muslim Al-Idrisi diundang ke istana milik Norman King Roger II dan diminta untuk membuat buku tentang geografi.

Hasilnya adalah dia berhasil membuat peta dengan menampilkan perjalanan ke negeri-negeri yang wilayahnya jauh.

Buku ini menampilkan beberapa peta regional serta proyeksi dari dunia yang dikenal saat itu. Peta menggambarkan keseluruhan Eurasia dan sebagian besar Afrika.

Peta itu juga menggambarkan mengenai iklim, gunung, politik dan budaya dari berbagai daerah. Uniknya, gambar lautan terlihat mengelilingi bumi dengan kepulauan berada di tengahnya.

Tabula Peutinger merupakan peta yang tercatat sebagai panduan praktis bagi kekaisaran Roma. Peta berbentuk aneh itu memiliki panjang 6,7 meter dan lebarnya 0,3 meter.

Pada 1508 peta itu diwarisi oleh Konrad Peutinger, juru tulis dan pejabat pemerintah di sebuah kota di Jerman. Nama itu diambil dari Konrad Peutinger.

Dalam peta tersebut digambarkan lebih dari 96.560 kilometer jalan Romawi yang membentang di Eropa Barat hingga Timur Tengah. Bagian lain juga menunjukkan India, Sri Lanka dan bagian lain di Asia.

Sama seperti panduan perjalanan modern, peta ini mencakup lokasi lebih dari 500 kota bersama. Ada juga 3.500 tempat menarik lainnya seperti pos jaga, jalan, kuil, hutan, sungai, bahkan spa.

Peta Peutinger asli mungkin selesai sekitar abad ke-4 M. Akan tetapi, versi yang ada saat ini adalah salinan abad ke-13.

Salah satu peta yang masih ada dari China adalah Da Ming Hun Yi Tu atau peta dari Dinasti Ming yang tergambar di sutra pada awal 1389.

Peta tersebut mencakup seluruh benua Eurasia dari Jepang hingga Atlantik. Selain itu, juga ada gunung, sungai, dan beberapa pusat administrasi lainnya.

China digambarkan memiliki daratan luas yang letaknya pada tengah-tengah peta. Sementara, Jepang dan Korea sama-sama jauh lebih besar dari India.

Benua Afrika digambarkan sebagai daerah yang kecil dengan danau yang luas di tengahnya.

Terlepas dari bentuk itu, Da Ming Hun Yi Tu sering disebut sebagai peta yang menunjukkan Afrika dengan ujung selatan yang bisa dilayari sama seperti Tabula Rogeriana.

Peta Dunia Waldseemuller digambarkan oleh Martin Waldseemuller pada 1507. Dalam peta ini menggambarkan dunia sebagai daratan yang berada di Samudra Pasifik dan sisi baratnya. Lebih lanjut lagi, peta ini sebagai awal pembuatan peta Amerika.

Martin Waldseemuller bekerja sama dengan Matthias Ringmann mengembangkan peta ini untuk menghormati navigator Italia, Amerigo Vespucci. Nama Amerika sendiri diambil dari nama Amerigo.

Peta ini terdiri dari 12 potongan kayu dan menggabungkan banyak penemuan terbaru oleh penjelajah Eropa.

Pada 2003, Library of Congress di AS membeli satu-satunya salinan yang masih dengan 10 juta dollar AS.

Peta ini digambarkan oleh karografer asal Jerman bernama Flemish Gerardus pada 1596. Dia mencoba menggambar bentuk bumi yang bulat pada selembar kertas datar persegi panjang.

Fitur ini membuat proyeksi Mercator sangat berharga bagi pelaut, yang dapat menggunakannya untuk berlayar dalam garis lurus.

Dalam peta ini, Greenland dan daerah kutub tampak lebih besar dari pulau lainnya. Sementara, Afrika dan Amerika Selatan terlihat lebih padat.

Peta ini tetap merupakan perlengkapan atlas sampai abad ke-20, ketika para kritikus mulai mengecamnya karena tidak akurat.

Meski masih digunakan sebagai bantuan navigasi, sejak itu sebagian besar telah digantikan oleh peta yang lebih modern, yang berbentuk oval.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/15/15321561/7-peta-yang-mengubah-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke