Salin Artikel

Dua Tahun Pasca-kekalahan ISIS, Mosul Masih Berusaha Bangkit

Berdasarkan laporan BBC Indonesia Jumat (5/4/2019), warga semakin frustrasi karena sebagian besar wilayah di Mosul belum mengalami pembangunan.

Misalnya adalah Kota Tua di bagian Sungai Tigris yang menjadi jantung serta jiwa Mosul hancur dengan bangunan yang dipenuhi lubang peluru, dan jalanan yang kosong.

Kota Tua mengalammi kerusakan paling besar selama pertempuran antara milisi ISIS dengan pasukan pemerintah Irak pada 2017 lalu.

Di kota tersebut, pernah berdiri menara miring al-Hadba serta Masjid al-Nuri yang bersejarah. ISIS meledakkan masjid itu ketika mereka kalah.

Anak-anak memanjat tumpukan reruntuhan seraya mengais besi bekas untuk dijual. Adapun orang tua mengatakan jenazah maupun bahan peledak ISIS masih terkubur di sana.

Tatkala Mosul direbut kembali oleh pasukan pemerintah pada Juli 2017, banyak yang menyebutnya sebagai kemenangan besar melawan ISIS.

Namun seiring berjalannya waktu, kemenangan itu tidak membuat warga di sana mengalami kehidupan yang lebih baik. "Kami tak punya apapun," keluh seorang warga.

"Tidak ada makanan. Udara di sini tidak bersih. Air di sini tidak bersih. Tidak ada sekolah. Tidak ada rumah sakit. Tidak baik bagi generasi mendatang," imbuhnya.

Muhamad Hasyimi, pengelola Radio Alghad mengatakan kemerdekaan warga Mosul pasca-dua tahun terbebas dari ISIS mulai terkikis dari waktu ke waktu.

Melalui radio yang dia dirikan pada 2015, dia mendengarkan berbagai keluh kesah warga. Mulai dari korupsi, kurangnya pelayanan dasar, dan pembangunan berjalan lambat.

"Tak lama setelah pembebasan, mereka begitu positif karena berpikir ini adalah masa emas. Namun rasa positif itu milai berkurang," terang Hasyimi.

Insiden kapal terbalik di Sungai Tigris yang menimpa warga Kurdi saat merayakan Nowruz Maret lalu menimbulkan amarah warga.

Mereka turun ke jalan, menyalahkan pemerintah lokal karena kelalaian dan korupsi yang kemudian berujung kepada pemecatan Gubernur Mosul.

"Kecelakaan di Tigris membuat sebagian warga tidak tahan. Mereka mulai menyadari bahwa tidak ada rencana konkret yang ditawarkan," beber Hasyimi.

Kondisi berbeda dijumpai di kawasan timur Mosul. Sejumlah perempuan muda berkerudung warna-warni berjalan di jalanan berlumpur dan berlubang.

Kemudian terdapat warga yang pergi ke kafe maupun restoran seberang Universitas Mosul. Sebuah pemandangan yang tak bisa dijumpai jika ISIS berkuasa.

Kemudian terdapat beberapa warga yang membawa perkakas bangunan mencari pekerjaan. Pengangguran merupakan salah satu isu yang tengah dihadapi di Mosul.

Berdasarkan perkiraan yang disebutkan oleh PBB, lebih dari setengah generasi muda yang ada di Mosul saat ini tidak mmepunyai pekerjaan.

"Sangat sulit untuk bersikap optimis ketika Anda hidup dalam situasi seperti ini," kata seorang mahasiswa 22 tahun bernama Asma al-Rawi.

ISIS mungkin kehilangan wilayahnya ketika benteng terakhir mereka di Baghouz, sebuah desa dekat Sungai Eufrat, direbut pada 23 Maret lalu.

Namun, kelompok tersebut belum kehilangan pengaruhnya. Kecuali akar masalah seperti korupsi diselesaikan, ISIS masih tetap jadi ancaman.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/05/21055701/dua-tahun-pasca-kekalahan-isis-mosul-masih-berusaha-bangkit

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke