Salin Artikel

Akibat Tindik Hidung, Perempuan Ini Harus Bergantung pada Kursi Roda

Semua itu berawal ketika dia menindik hidungnya, yang kemudian membuatnya terinfeksi bakteri.

Diwartakan Daily Mail, Rabu (13/2/2019), Layane Dias menindik hidungnya pada Juli 2018, ketika dia berusia 20 tahun.

Dia mengaku tindikannya berdarah dan bengkak, namun dia mengabaikannya. Lama kelamaan, dia mengalami demam.

Usai demamnya menghilang, Diias mulai merasakan sakit yang serius di kakinya hingga menyebabkan mati rasa di di seluruh tubuhnya.

Dia bahkan tidak bisa berjalan. Tim dokter awalnya kesulitan memberikan dianosis yang tepat hingga akhirnya menemukan bakteri bernama Staphylococcus aureus di aliran darahnya.

Dias menyatakan, telah menindik hidungnya beberapa pekan sebelumnya.

Akhirnya, Dias dirujuk ke Rumah Sakit Institute de Base di Brasilia. Hasil pemindaian MRI menunjukkan, perempuan itu memiliki 500 ml nanah memadati tiga ruas tulang belakang di sumsum tulang belakangnya.

"Saya pikir itu bintik, tapi menyebabkan demam. Saya memakai krim dan seminggu kemudian hilang," ucapnya, kepada BBC Brazil.

"Saya mati rasa dari dada ke bawah," imbuhnya.

Dia harus menjalani operasi darurat. Ahli bedah Oswaldo Ribeiro Marquez mengatakan, dia belum pernah melihat kasus infeksi bakteri disebabkan penindikan, selama dia berkarier 15 tahun.

Operasi darurat berhasil menghentikan infeksi menyebar, yang juga mengancam jiwanya. Meski demikian, Dias tidak bisa menggunakan kedua kakinya.

"Nanah bisa menyebabkan infeksi yang bisa berujung fatal. Cairan itu dihilangkan untuk mencegah kondisi yang memburuk," ucap Marquez.

Dias akhirnya bisa keluar dari RS setelah menjalani perawatan selama dua bulan. Namun, dia harus menerima kenyataan bahwa seumur hidupnya bergantung pada kursi roda.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/14/18102131/akibat-tindik-hidung-perempuan-ini-harus-bergantung-pada-kursi-roda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke