Salin Artikel

[POPULER INTERNASIONAL] Tikus Diikat | Duterte Ingin Ubah Nama Filipina

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan segala cara untuk mempertahankan benteng terakhir mereka, antara lain dengan bom bunuh diri.

Kemudian dari Filipina, Presiden Rodrigo Duterte mempunyai niat untuk mengubah nama Filipina yang bisa memicu perdebatan.

Ketiga artikel tersebut masuk ke dalam rangkuman empat berita populer sepanjang Selasa (12/2/2019) hingga Rabu pagi (13/2/2019).

1. Dituduh Makan Kabel Charger, Tikus Ini Diikat di Botol dan Disiksa
Seekor tikus di Mandya, India, terekam kamera menjalani penyiksaan setelah dia diduga memakan kabel charger.

Dalam video yang beredar, pria tersebut terdengar memaki tikus itu sembari memukulnya di bagian hidung, kepala, dan perut.

Perkataan pria yang tak disebutkan identitasnya kepada si tikus tersebut bisa disimak selengkapnya di sini.

2. Anak Telantar di India Ini Sekarang Jadi Anggota Parlemen Swiss
Perjalanan hidup manusia memang tak bisa ditebak siapa pun. Bak roda, kehidupan terus berputar siapa saja bisa bertukar nasib.

Hal inilah yang dialami Nik Gugger, politisi Swiss berdarah India. Dulunya dia hanya bocah miskin dan telantar di negara bagian Kerala.

Nik lahir pada pukul 01.20 dini hari pada 1 Mei 1970 di RS Lombard Memorial, di kota Udupi, Kerala, India.

Sungguh malang nasib Nik, sesaat setelah dilahirkan, sang ibu yang bernama Anasuya memutuskan untuk meninggalkannya.

Kisah hidup Nik yang sungguh luar biasa tersebut bisa Anda baca di sini.

3. Presiden Duterte Ingin Ubah Nama Filipina Jadi Maharlika
Bukan Rodrigo Duterte jika pernyataannya tidak memicu kontroversi atau setidaknya perdebatan.

Kali ini, sang presiden mengatakan, Filipina seharusnya berganti nama menjadi "Maharlika" yang artinya terhormat dalam bahasa lokal.

Nama ini pernah diusulkan mendiang diktator Ferdinand Marcos di masa dia berkuasa.

Apa yang membuat Duterte kembali menggaungkan nama Maharlika tersebut? Anda bisa membaca lebih lengkap di tautan ini.

4. Dalam "Pertempuran Terakhir", ISIS Gunakan Bom Bunuh Diri
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) menggunakan upaya terakhir untuk mempertahankan satu-satunya benteng mereka.

Saat ini, ISIS hanya menguasai satu persen wilayah di Suriah, dan terkepung oleh serangan milisi yang didukung Amerika Serikat (AS).

Observasi HAM untuk Suriah menyatakan, ISIS menggunakan bom bunuh diri sebagai cara terakhir supaya bisa bertahan di Baghouz.

Seberapa efektif cara yang ditempuh ISIS tersebut, simak lebih lengkapnya di sini.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/13/07185371/populer-internasional-tikus-diikat-duterte-ingin-ubah-nama-filipina

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke