Salin Artikel

Mantan Bos Starbucks Ingin Bersaing dalam Pemilu Presiden AS

Pengunduran dirinya disambut spekulasi akan mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Kini, Schultz mengaku serius mempertimbangkan pencalonan dirinya sebagai presiden dalam pemilu 2020.

"Kita hidup di masa yang paling rapuh," katanya dalam wawancara di program CBS "60 Minutes", tayang pada Minggu (27/1/2019).

"Bukan hanya fakta bahwa presiden ini tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden, tapi fakta kedua belah pihak secara konsisten tidak melakukan apa yang diperlukan atas nama rakyat," tuturnya.

"Mereka terlibat dalam politik balas dendam setiap hari," imbuhnya.

"Saya tidak peduli jika Anda seorang Demokrat, Independen, Libertarian, atau Republik. Yang penting, bawakan kepada saya gagasan Anda," ujarnya.

Pekan lalu, dua rekan yang dekat dengan Schultz menyatakan pengusaha itu sedang menjajaki kemungkinan menjadi capres dalam pemilu 2020 melalui jalur independen.

"Dia sedang memikirkan secara mendalam tentang masa depannya dan bagaimana dia dapat melayani negara sebaik-baiknya," kata rekan tersebut kepada CNN.

Jika Schultz memasuki arena "perang" perebutan kursi nomor satu di Negeri Paman Sam pada 2020, dia akan bergabung dengan daftar kandidat yang terus bertambah.

Salah satunya mantan Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota Julian Castro, yang juga mengkritik langkah Schultz.

Dia menilai, Trump berpotensi terpilih kembali karena kandidat dari pihak ketiga sehingga dapat mengurangi suara capres dari Partai Demokrat.

"Saya akan menyarankan kepada Schultz untuk berpikir sungguh tentang dampak negatif yang akan ditimbulkan," katanya.

Sebagai informasi, Schultz awalnya bergabung dengan Starbucks pada 1982 sebagai direktur operasi dan pemasaran.

Dia membantu mengubah perusahaan yang berbasis di Seattle itu menjadi raksasa global dengan lebih dari 28.000 gerai di 77 negara.

https://internasional.kompas.com/read/2019/01/28/10373831/mantan-bos-starbucks-ingin-bersaing-dalam-pemilu-presiden-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke