Salin Artikel

Nasi yang Tewaskan 15 Orang di India Mengandung Pestisida Beracun

Nasi tersebut juga membuat lebih dari 100 orang juga harus dirawat di rumah sakit.

Dalam penyelidikan pihak berwenang, pestisida yang dilarang PBB satu dekade lalu menjadi penyebab nasi itu menjadi beracun.

Channel News Asia mengutip Reuters pada Rabu (19/12/2018) melaporkan, para pengunjung kuil yang selesai berdoa mengomsumsi nasi tomat di kuil Hindu, di desa Sulawadi, Chamarajanagar, pada Jumat lalu.

Tes laboratorium menunjukkan adanya kandungan monokrotofos pada sampel makanan dan muntahan. Monokrotofos merupakan pestisida yang dapat menyerang saraf.

"Kami mencoba mencari tahu bagaimana makanan itu terkontaminasi dan tidak akan mengesampingkan tindakan curang," kata kepala polisi distrik, Kumar Meena.

Pestisidan tersebut juga pernah menyebabkan kematian 23 murid sekolah di negara bagian Bihar pada 2013, menjadikannya sebagai salah satu keracunan massal terburuk di India.

Peristiwa itu disebabkan oleh minyak goreng yang disimpan dalam wadah yang sebelumnya dipakai untuk menyimpan  monokrotofos.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika manusia menelan hanya 120 miligram monokrotofos atau setara dengan lima butir beras, maka bisa berakibat fatal.

Monokrotofos hanya dijual sekitar 50 rupee atau sekitar Rp 10.000 per kg. Sementara, alternatif penggantinya akan menelan biaya sekitar 20.000 rupee atau Rp 4 juta.

Terkait kasus nasi tomat pemberian kuil, seorang warga bernama Murugappa mengatakan ada bau busuk dari makanan itu.

"Ada bau busuk yang berasal dari makanan, tapi mereka yang duluan mengantre sudah mengonsumsi makanan itu," ujarnya.

"Beberapa saat kemudian mereka muntah dan mulut mulai berbusa," imbuhnya.

Sebelumnya, dua orang sudah ditangkap usai insiden tersebut terjadi.

https://internasional.kompas.com/read/2018/12/19/09211661/nasi-yang-tewaskan-15-orang-di-india-mengandung-pestisida-beracun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke