Salin Artikel

Mahathir Mengaku Takut dengan Ekspektasi Rakyat Malaysia

Channel News Asia melaporkan Selasa (23/10/2018), Mahathir berkata situasi saat ini berbeda jika dibandingkan saat dia menjabat 1981-2003 silam.

Saat itu, dia merupakan PM dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang merupakan partai politik terbesar di Malaysia.

"Saat itu, apapun yang kami atau partai usulkan bakal langsung mendapat dukungan," kata PM berusia 93 tahun tersebut.

Saat ini, dia memimpin menggunakan panji koalisi Pakatan Harapan beranggotakan empat partai. Jika harus memutuskan sesuatu, dia harus meyakinkan keempat partai.

Mahathir melanjutkan, ketika dia pertama kali menjabat pada 1981, pemerintah maupun badan negara lainnya sudah sangat tertata.

Karena itu, jika dia mengambil kebijakan, setiap pegawai sudah memahami tugasnya. Namun suasana berbeda ketika dia berkuasa untuk kali kedua Mei lalu.

Dia harus berurusan dengan bobroknya aparatur maupun keuangan negara sebagai imbas dari pemerintahan era pendahulunya, Najib Razak.

Selain itu, dia mengaku takut dengan ekspektasi rakyat Malaysia yang merasa pemerintahannya bakal menyelesaikan berbagai persoalan.

"Saya harus mengakui, saya bukan pesulap yang bisa langsung sukses melakukan sesuatu hanya dalam satu kedipan mata," kelakar Mahathir dikutip New Straits Times.

Mahathir menuturkan pendiriannya yang terkesan berubah dikarenakan problem finansial negara saat ini membuat pemerintahannya belum mengimplementasikan semua janji kampanye.

"Karena itu, jika ada orang yang hendak mengatakan saya plin plan, saya bisa memakluminya," ujar PM kelahiran Alor Setar tersebut.

Lebih lanjut, Mahathir berujar pemerintahan Pakatan Harapan sangat membutuhkan oposisi untuk memastikan setiap kebijakan mereka sudah sesuai jalur.

"Jika tak ada (oposisi), rasanya seperti berkaca di cermin. Mungkin kita terlihat menawan, namun bagi orang lain belum tentu," katanya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/23/13091891/mahathir-mengaku-takut-dengan-ekspektasi-rakyat-malaysia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke