Salin Artikel

Kenya Batalkan Larangan Pemutaran Film Bertema Lesbian demi Oscar

Keputusan yang diambil pada Jumat (21/9/2018) tersebut membuka jalan bagi film tersebut untuk ikut dalam kompetisi Academy Award dan memperebutkan piala Oscar.

Sutradara film, Wanuri Kahui mengajukan tuntutan pengadilan setelah Badan Klasifikasi Film Kenya (KFCB) melarang film karyanya yang berjudul Rafiki untuk diputar karena dianggap mempromosikan lesbianisme.

Pelarangan itu menyebabkan film tersebut kehilangan kesempatan untuk dapat diikutkan dalam penilaian Oscar.

Namun Hakim Wilfrida Okwany memutuskan film Rafiki dapat diputar selama tujuh hari dan khusus dewasa, sehingga film tersebut dapat didaftarkan untuk kompetisi Oscar.

"Mempertahankan larangan hanya akan membuat Kahui kehilangan kesempatan meraih ketenaran, kejayaan, dan peluang yang didapatkan dari nominasi Oscar," kata Okwany.

"Permasalahan yang ada di sini bukan menentukan apakah homoseksualitas benar atau salah, bermoral atau tidak, melainkan apakah seniman pembuat film mendapatkan haknya atas kebebasan berekspresi dan kreativitas berkarya," tambahnya.

Film Rafiki menjadi film Kenya pertama yang diputar di Cannes dalam kategori "Un Certain Regard", yakni kategori untuk sutradara baru dan tema yang tidak biasa dan marginal.

Namun saat akan diajukan untuk penilaian di Academy Awards yang akan digelar pada Februari 2019, Kahui terbentur persyaratan sebuah film harus sudah diputar setidaknya selama tujuh hari berturut-turut di teater komersial.

Batas waktu pendaftaran film untuk diikutkan dalam penilaian Oscar mendatang adalah 30 September.

Keputusan pengadilan yang mengizinkan pemutaran film Rafiki mendapat kritik dari Badan Sensor Kenya yang telah melarang film tersebut karena memuat tema homoseksualitas yang jelas bertentangan dengan hukum di negara itu.

"Film itu mengangkat tema homoseksualitas dan memiliki niat yang jelas untuk mempromosikan lesbianisme," kata Ezekiel Mutua, kepala Badan Sensor Kenya.

Rafiki dalam bahasa Kiswahili memiliki arti teman. Film tersebut merupakan adaptasi cerita peraih penghargaan berjudul Jambula Tree yang ditulis penulis asal Uganda, Monica Arac Nyeko.

Cerita itu mengisahkan hubungan dua wanita muda dari komunitas berbeda yang kemudian saling jatuh cinta.

Meski mengusung tema hubungan sesama jenis, namun film tersebut tidak menampilkan adegan seks.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/21/21455721/kenya-batalkan-larangan-pemutaran-film-bertema-lesbian-demi-oscar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke