Salin Artikel

3 Nelayan Indonesia Diculik Kelompok Bersenjata di Sabah

The Star via Channel News Asia memberitakan Selasa (11/9/2018), awalnya empat orang nelayan tengah menambatkan kapal di dermaga Pulau Gaya, Semporna.

Nelayan yang selamat bercerita, dia melihat ada dua orang bersenjata mengenakan pakaian hitam dan bertopeng pukul 01.00 dini hari waktu setempat, saat berlangsungnya jam malam.

Pelaksana Tugas Kepala Polisi Sabah Omar Mammah berkata, si penyintas langsung bersembunyi di dalam kompartemen depan kapal.

"Dia mendengar suara mesin kapal dimatikan, dan aliran listrik dipadamkan. Kelompok tersebut dikatakan membawa senapan serbu M-16," tutur Omar.

Dia melanjutkan, nelayan yang berhasil kabur itu berkata dia  mendengar si penculik berbicara dalam dialek Suluk, yang dipakai di Provinsi Sulu, Filipina.

Nelayan yang selamat tersebut langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat penegak hukum satu jam pasca-penculikan.

Omar menjelaskan, jajarannya masih belum menemukan identitas para penculik, begitu juga dengan ketiga nelayan Indonesia itu.

Sampai saat ini, polisi Sabah masih belum menerima panggilan dari kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas penculikan itu.

"Saat ini, kami tidak menampik kemungkinan bahwa penculik bakal meminta tebusan untuk pembebasan para korban," ulas dia.

Jam malam mulai pukul 18.00 hingga 06.00 itu mencakup tiga nautikal mil antara Tawau, Semporna, Kunak, Lahad Datu, Kinabatangan, Sandakan, dan Beluran.

Kawasan tersebut mempunyai sejarah penculikan yang biasanya dipimpin kelompok militan Abu Sayyaf yang bermarkas di Jolo, ibu kota Sulu.

Pada 8 Desember 2016, terjadi penculikan yang dilakukan tujuh orang bersenjata di wilayah Lahad Datu dan Semporna. Baku tembak dengan polisi menewaskan tiga pelaku.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/11/18224891/3-nelayan-indonesia-diculik-kelompok-bersenjata-di-sabah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke