Salin Artikel

Pemain Tim Sepak Bola di Gaza Ini Didominasi Korban Perang yang Diamputasi

Pemain tim sepak bola kota Deir el-Balah tersebut tampak mengenakan kaus berwarna oranye saat berlatih di lapangan di Jalur Gaza.

Walaupun harus mengenakan kruk untuk berjalan, mereka tetap berusaha agar dapat bergerak lincah melewati rintangan.

Salah satu anggota tim sepak bola tersebut adalah Islam Amum, yang berusia 27 tahun. Dia yang dulunya seorang kiper, harus kehilangan satu kakinya akibat serangan udara Israel saat Perang Gaza pada 2014.

"Saat ini saya bisa kembali bermain bola,"kata Amum.

Melansir dari AFP, ada sebanyak 15 pemain yang bergabung dalam tim sepak bola amputasi tersebut. Para pemainnya beragam dari usia 16 hingga 40 tahun. Mereka berlatih seminggu sekali setiap Senin sore.

Mohammed Juifel (21), anggota tim lainnya, mengatakan mereka bermain sepak bola agar memperlihatkan kepada semua orang bahwa orang cacat tetap menjadi bagian dari masyarakat, termasuk dalam sepak bola.

Berbeda dengan Amum, Juifel kehilangan kaki kanannya yang diamputasi setelah mengalami kecelakaan mobil saat masih berusia 13 tahun.

Seorang anggota tim lainnya, Abd Al-Majid (25), memiliki satu tangan dan berposisi sebagai kiper. Dia kehilangan satu tangannya karena ledakan bom Israel.

"Latihannya cukup berat namun menyenangkan. Saya merasa seperti seorang kiper yang benar-benar bisa bertanding," ujarnya.

Keberadaan tim sepak bola amputasi tersebut tak lepas dari peran salah seorang anggota parlemen Palestina, yang juga adalah kepala Asosiasi Sepak Bola Amputasi, Fuad Abu Ghaliun.

Politisi berusia 62 tahun itu mengaku, mendapatkan ide membentuk tim sepak bola tersebut usai menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola antara tim Turki dan Inggris tahun lalu, di mana para pemainnya adalah mereka yang telah diamputasi.

"Lalu saya berpikir, saya bisa membuat mimpi menjadi kenyataan bagi ratusan orang yang diamputasi di Gaza," ujarnya.

Abu Ghaliun menyebut timnya tersebut sebagai "skuad para pahlawan" dan berharap dapat menggelar liga difabel lokal yang suatu hari dapat bergabung dengan FIFA.

Dalam memberikan latihan kepada anggota timnya, pelatih Khaled Al-Mahbuh, selalu berkonsultasi dengan dokter dan belajar dari video di situs online.

Sejak dibentuk, tim telah melakoni dua kali pertandingan five-a-side, pertandingan sepak bola khusus difabel, dan mengundang hingga 3.000 penonton.

"Pertandingan tersebut memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada publik," kata Mahbuh.

Ke depan, Abu Ghaliun mengatakan jika timnya terbuka kepada mereka yang diamputasi lainnya, mengajak korban perang di Gaza, termasuk dalam bentrokan di perbatasan baru-baru ini, untuk bergabung.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/16/23015711/pemain-tim-sepak-bola-di-gaza-ini-didominasi-korban-perang-yang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke