Salin Artikel

Ini Alasan Pentagon Diminta Tampung Migran Anak di Pangkalan Militer

Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menilai, permintaan tersebut bukanlah hal baru.

"Kementerian Pertahanan punya sejarah panjang memberikan bantuan kepada mitra antar-lembaga kami untuk menyelesaikan misi mereka," kata juru bicara Pentagon Tom Crosson, kepada VOA News, Selasa (3/7/2018).

Lalu, kenapa meminta bantuan Pentagon? Kemenhan AS memang memiliki banyak lahan di seluruh negeri. Tapi, itu bukan satu-satunya alasan ruang militer dipilih untuk menampung migran.

Tempat penampungan migran pada umumnya harus tunduk pada ketentuan perizinan negara. Sementara, fasilitas yang masuk dalam properti federal, termasuk pangkalan militer, mendapat pengecualian.

Dengan begitu, otoritas terkait tidak perlu melewati proses perizinan selama berbulan- bulan.

Pada masa pemerintahan Barack Obama, militer menampung hampir 16.000 migran di lima pangkalan militer, setelah mereka ditahan oleh Patroli Perbatasan AS.

Salah seorang asisten kementerian kesehatan era Obama, Mark Greenberg, menyatakan kementeriannya saat itu kerap meminta beberapa kali bantuan dari Pentagon akibat meningkatnya jumlah migran anak di perbatasan.

"Ada sekitar 2.000 hingga 3.000 migran anak setiap bulannya, kemudian naik menjadi 10.000 anak per bulan," ucapnya.

Lebih dari 11.000 migran anak menyeberangi perbatasan AS secara ilegal. Kini, mereka berada di 100 unit penampungan sementara yang tersebar di 14 negara bagian.

Ketika sudah penuh, maka diperlukan tempat penampungan tambahan.

"Dari sejumlah pemberitaan, masyarakat kadang berpikir kami menghadapi peningkatan migran. Faktanya, jumlah itu menurun menjadi yang terendah pada 2017 sejak 1971," kata Greenberg.

Pada tahun 2000, jumlah migran ilegal yang masuk ke AS tercatat mencapai 1,6 juta. Jumlah tersebut menurun menjadi 304.000 pada tahun lalu.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/04/11584881/ini-alasan-pentagon-diminta-tampung-migran-anak-di-pangkalan-militer

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke