Salin Artikel

Kisah di Balik D-Day (Bagian 2): Melindungi Rahasia Rencana Invasi

Bahkan latihan besar yang digelar sebelum pendaratan sesungguhnya digelar sudah berakhir dengan bencana yang menewaskan lebih dari 700 orang tentara AS.

Lalu bagaimana kelanjutan operasi dengan nama sandi Overlord ini? Kesulitan apa lagi yang menghadang rencana penyerbuan besar-besaran itu?

Hanya satu kata sederhana, BIGOT (fanatik). Itulah kata yang tertulis dalam huruf kapital di proposal rencana gabungan Operasi Neptune pada 12 Februari 1944.

Sejak hari itu hingga 6 Juni 1944, kata fanatik selalu tercetak di semua surat-surat rahasia yang hilir mudik antara para perencana pendaratan Normandia.

Jika salah satu dari surat atau dokumen itu jatuh ke tangan musuh, maka invasi ke Perancis akan gagal total, sebuah hal yang amat mungkin terjadi usai bencana Exercise Tiger.

Fanatik (BIGOT) adalah kode di dalam kode, sebuah klasifikasi di atas status amat rahasia.

Saat para perencana menggunakan kata "Neptune" sebagai kata sandi untuk aspek serangan lautu dan amfibi dari rencana invasi, mereka menyadari proteksi lebih kuat harus diberikan terhadap dokumen atau peta yang mengandung informasi terkait waktu dan tempat D-Day digelar.

Mereka lalu memilih kata sandi yang amat unik, BIGOT yang merupakan kebalikan dua kata "To Gib", yang ditulis dalam berbagai dokumen untuk para perwira yang berangkat ke Gibraltar untuk invasi ke Afrika Utara pada November 1942.

Alhasil, saat Jenderal Dwight D Eisenhower mengeahui bencana di Slapton Sands, hal pertama yang ingin dia ketahui apakah korban tewas atau hilang adalah pada "BIGOTED".

Tenyata 10 orang yang tewas membawa dokumen "BIGOT" ini. Beruntung dokumen penting itu masih ada bersama mereka dan langsung diamankan.

Namun, yang belum diketahui Sekutu adalah apakah Jerman menemukan dokumen itu di jenazah tentara Sekutu yang tewas?

Para pemecah kode Sekutu, sejak hari itu memasang telinga lebih waspada memantau semua komunikasi Jerman untuk memastikan negeri itu tidak menemukan informasi apapun terkait D-Day.

Dan, beruntung Jerman tidak menemukan dokumen apapun dan rahasia pendaratan Normandia tetap terjaga.

Dokumen dan peta bersandi BIGOT dibuat dengan penuh kerahasiaan. Satu dokumen disembunyikan di pusat perbelanjaan Selfridges, London. Sementara dokumen lain disebar di sekitar London dan wilayah selatan Inggris.


Begitu rahasianya rencana ini hingga saat Raja George VI mengunjungi sebuah kapal komando dan bertanya soal sebuah kompartemen yang tertutup rapat, para petugas menolak menjawab dengan amat sopan.

"Tak ada yang memberitahu saya dia (Raja George) adalah seorang BIGOT," ujar seorang perwira.

Namun, serapat-rapatnya sebuah rahasia ditutup masih ada kemungkinan bocor.

Pada Maret 1944, seorang sersan AD Amerika Serikat secara tak sengaja mengirim sebuah paket dokumen BIGOT, yang berisi tanggal invasi, kepada saudara perempuannya.

Keluarga sang sersan memiliki darah Jerman dan  tinggal di perkampungan keturunan Jerman di kota Chicago.

Paket itu kemudian dibuka di sebuah kantor pos Chicago dan petugas melihat tanda "Top Secret" dan BIGOT tertera di atasnya dan langsung menghubungi FBI.

Setelah melakukan penyelidikan, FBI memastikan sang sersan tidak berusaha mengkhianati negara, meski dia dikarantina hingga invasi D-Day berakhir.

FBI juga mengawasi semua orang yang pernah melihat dokumen rahasia tersebut.

Bahaya kebocoran serius lain terjadi pada Mei 1944 ketika seorang mayor jenderal AD Amerika Serikat mengatakan kepada sejumlah tamu dalam sebuah jamuan makan malam di London bahwa D -Day akan digelar sebelum 15 Juni.

Usai mengatakan hal tersebut, sang mayor jenderal diturunkan pangkatnya dan dipulangkan ke Amerika Serikat.

Salah satu kebocoran rahasia muncul lewat harian Daily Telegraph, ketika segmen teka-teki silang harian itu menarik perhatian seorang perwira BIGOT.

Salah satu pertanyaan dalam teka-teki silang itu memiliki jawaban "Utah". Dua pekan kemudian muncul "Omaha" sebagai jawaban TTS.

Penulis TTS itu, seorang kepala sekolah, langsung menjadi obyek pengawasan hingga operasi pendaratan itu berakhir.

Kemudian TTS itu memuat kata-kata "Mulberry", nama sandi pelabuhan buatan yang sedang dibangun secara rahasia di Inggris untuk kepentingan invasi.

Lalu yang paling membuat para perwira Sekutu tegang adalah jawaban TTS, "Neptune". Kali ini sang kepala sekolah langsung ditangkap.

Setelah menjalani interogasi, dipastikan keempat kata-kata tersebut merupakan kebetulan semata.

Rahasia itu baru terbongkar pada 1984. Salah satu murid sang kepala sekolah mengungkap dia mendapatkan kata-kata itu saat "nongkrong" di dekat kamp militer.

Saat itu dia mendengar pembicaraan para prajurit yang mengandung keempat kata-kata yang ternyata merupakan kode rahasia.

Murid itu kemudian menyampaikan kata-kata yang didengarnya kepada sang kepala sekolah untuk dijadikan pertanyaan dalam TTS yang dibuatnya.

Hal yang paling vital dalam operasi ini adalah mosaik informasi intelijen Sekutu yang kemudian diterjemahkan para kartografer menjadi peta-peta BIGOT.

Dalam peta itu digambarkan jelas posisi Tembok Atlantik buatan Jerman yang digunakan untuk menangkis serangan para penyerbu.

Untuk menginformasikan apa yang akan dihadapi pasukan penyerang, para mata-mata itu mengirimkan pesan lewat kapsul yang diantarkan para agen AS, Inggris, dan Perancis. (bersambung)


https://internasional.kompas.com/read/2018/06/06/16562551/kisah-di-balik-d-day-bagian-2-melindungi-rahasia-rencana-invasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke