Salin Artikel

Inilah 6 Kerajaan dengan Wilayah Terkecil di Dunia

Namun, beberapa negara di dunia masih mempertahankan monarki sebagai sistem pemerintahan. Dan beberapa kerajaan yang tersisa di dunia ini memiliki ukuran wilayah yang "mungil".

Berikut enam kerajaan dengan wilayah paling kecil di dunia.

1. Wallis dan Futuna

Wallis dan Futuna merupakan sebuah kerajaan dengan luas wilayah hanya 140 kilometer persegi yang secara administratif adalah wilayah seberang lautan Perancis.

Namun, negeri ini terdiri atas tiga kerajaan tradisional yang masih dipimpin para raja yang dipilih rakyat mereka.

Raja Wallis saat ini, Kapeliele Faupala naik tahta pada Juli 2008 dan diturunkan oleh para pemimpin tradisional pada September 2014.

Dia merupakan anggota keluarga dinasti Takumasiva yang memerintah Wallis sejak 1767.

Sementara Futuna memiliki dua kerajaan yaitu Sigave yang dipimpin Raja Polikalepo Kolivai dan Tu'a yang sempat tanpa penguasa selama empat tahun sebelum Petelo Sea naik tahta pada 17 Januari 2014.

2. Bhutan

Negeri seluas 38.394 kilometer persegi itu tidak memiliki undang-undang pidana, pengadilan, dan raja berkuasa secara absolut.

Pada akhir 1990-an, Raja Jigme Singye Wangchuk melepas kekuasaan absolutnya dan melakukan reformasi demokratis.

Pada 1999, pemerintah Bhutan akhirnya mengizinkan siaran televisi dan jaringan internet untuk pertama kalinya.

Negeri dengan bendera berlambang naga ini juga dikenal sebagai negara yang mementingkan indeks kebahagiaan warga dibanding masalah lainnya.


3. Tonga

Tonga merupakan negara dengan sistem monarki absolut sejak 1875.

Salah satu pemimpin negeri itu yang paling dikenal adalah Ratu Salote Tupou III yang memerintah sejak 1918 hingga wafatnya pada 1965.

Ratu Salote tak hanya dihormati warga Tonga tetapi juga Kerajaan Inggris saat dia datang dalam upacara pemahkotaan Ratu Elizabeth II pada 1953.

Ratu Salote menjadi berbeda dengan perilakunya yang hangat dan menolak naik kereta kuda yang memiliki atap.

Meski saat itu hujan membasahi kota London, Ratu Salote tetap tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah warga London sambil sesekali menyeka air hujan di wajahnya.

4. Brunei Darussalam

Brunei adalah sebuah kesultanan dengan wilayah seluas 5.765 kilometer persegi yang baru merdeka pada 1984 setelah selama satu abad menjadi wilayah protektorat Inggris.

Pada awal 1990-an, Sultan Brunei mulai mendorong rakyatnya untuk menjalankan nilai-nilai hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dan, pada 2010, pemerintah Brunei resmi mengadopsi Syariah Islam khususnya untuk menangani masalah-masalah kriminal.


5. Lesotho

Negara yang menganut sistem monarki konstitusional ini muncul sebagai hasil perang pada 1880-1881.

Saat itu etnis Sotho di Basutoland sukses dalam perjuangan kemerdekaan setelah wilayahnya dianeksasi Cape Colony.

Hasil dari perang itu adalah, Cape Colony menyerahkan tanggung jawab atas Basutoland kepada Inggris pada 1884.

Perbedaan status administratif itulah yang membuat Basutoland tak menjadi bagian dari Serikat Afrika Selatan yang terbentuk pada 1910.

Hal itu kemudian berujung pada kemerdekaan dari Inggris pada 1966 dan Basutoland lalu menjelma menjadi sebuah negara bernama Lesotho.

6. Swaziland

Pemimpin negara ini, Raja Mswati III merupakan satu dari 60 putra Raja Sobhuza II dari salah satu dari 70 orang istrinya.

Saat berusia 40 tahun, Raja Mswati sudah memiliki lebih dari 12 istri. Gaya hidup mewah keluarga kerajaan Swaziland tak berbanding lurus dengan kondisi rakyatnya.

Negeri ini memiliki angka kasus HIV/AIDS tertinggi di Afrika selain menghadapi masalah kelaparan dan kemiskinan.

Hewan ternak menjadi bagian penting bagi rakyat Swaziland. Hewan ternal tak hanya digunakan untuk bekerja atau diperah susunya.

Hewan-hewan ini menjadi simbol kekayaan dan menjadi maskawin saat seseorang akan menikah.


https://internasional.kompas.com/read/2018/04/04/15202811/inilah-6-kerajaan-dengan-wilayah-terkecil-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke