Salin Artikel

Dampak Vaksin Demam Berdarah, Orangtua di Filipina Tolak Anaknya Diimunisasi

Kementerian Kesehatan Filipina, Jumat (2/2/2018) melaporkan, tingkat penerima imunisasi polio, cacar air, tetanus, dan penyakit yang bisa dicegah lainnya mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan tersebut mulai terjadi setelah pemerintah menghentikan penjualan dan distribusi vaksin demam berdara Dengvaxia pada bulan Desember, karena diduga terkait dengan kematian 14 anak penerima vaksin.

Jika tidak segera diambil tindakan, dikhawatirkan situasi akan mengarah pada mewabahnya penyakit yang seharusnya dapat dicegah.

Salah seorang pejabat di Kementerian Kesehatan mengatakan, para orangtua kini takut dan menolak jika anak-anak mereka mendapat imunisasi, meski pun bukan imunisasi Dengvaxia.

"Warga Filipina sekarang menjadi takut akan seluruh vaksin. Program yang sedang kami jalankan kini dalam bahaya," kata Wakil Menteri Kesehatan Filipina Enrique Domingo dilansir AFP.

Filipina menjadi negara pertama di dunia yang mulai melaksanakan program imunisasi massal untuk vaksin demam berdarah pada 2016. Hingga 2017 lalu, sebanyak 830.000 anak telah menerima suntikan vaksin demam berdarah, Dengvaxia.

Namun pemerintah Filipina kemudian menghentikan program imunisasi massal sekaligus pendistribusian vaksin Dengvaxia, setelah muncul dugaan vaksin tersebut terkait dengan kematian 14 anak-anak.

Kabar diperburuk dengan informasi dari Sanofi, produsen vaksin, yang mengatakan pemberian Dengvaxia akan meningkatkan risiko dan gejala pada anak yang belum pernah terkena demam berdarah.

Meski Sanofi telah membantah vaksin yang mereka produksi berkaitan dengan kematian 14 anak, pemerintah tetap berkeras menghentikan imunisasi dan mulai menjalankan penyelidikan.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/02/19272191/dampak-vaksin-demam-berdarah-orangtua-di-filipina-tolak-anaknya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke