Hingga kini, polisi belum menemukan motif, atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang melukai 13 orang tersebut.
Dilansir dari AFP Kamis (28/12/2017), ledakan di supermarket Saint Petersburg menjadi aksi teror kelima yang diterima Rusia sepanjang 2017.
Berikut empat aksi teror lain yang terjadi di Rusia pada 2017:
Sebuah bom meledak di kereta metro Saint Petersburg, dan membunuh 15 orang serta melukai puluhan penumpang lainnya.
Bom tersebut adalah aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pemuda imigran berusia 22 tahun asal Kirgistan.
Batalion Imam Shamil, grup yang berafiliasi dengan Al Qaeda, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Insiden tersebut adalah yang pertama pasca-bom yang meledak pada 31 Oktober 2015 di pesawat yang membawa turis Rusia ke Mesir, dan menewaskan 224 orang.
Serangan terjadi di selatan kota Atrakhan. Menewaskan dua polisi lalu lintas dan melukai tiga tentara dari Garda Nasional.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan dengan sengaja menyerang kota tersebut.
Seorang pelaku berpisau menusuk pengguna jalan di Surgut, sebuah kota yang terletak di sebelah barat Siberia.
Aksinya yang diklaim dilakukan ISIS itu melukai tujuh orang. Meski, dalam penyelidikannya, polisi menyatakan penusukan itu bukan bagian dari terorisme.
Dua orang dilaporkan menyerang dua polisi di Republik Dagestan menggunakan pisau.
Akibatnya, satu orang polisi tewas terkena tusukan pelaku. Sedangkan polisi yang lain menderita luka cukup serius.
ISIS kembali menyatakan diri bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, polisi menegaskan penusukan itu bukanlah aksi teror.
https://internasional.kompas.com/read/2017/12/28/17594261/ledakan-saint-petersburg-aksi-teror-ke-5-di-rusia-sepanjang-2017