Salin Artikel

Rusuh di Tambang Giok Terbesar di Myanmar, 5 Orang Tewas

Polisi menembaki gerombolan yang mencoba memasuki tambang batu giok bernilai triliunan dollar AS tersebut.

Kekerasan itu berawal ketika polisi mencoba menghentikan sekitar 50 orang penambang giok ilegal dari lahan industri milik 111 Company, di Hpakant, di negara bagian Kachin.

Wilayah tersebut selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan yang kerap dilanda kerusuhan pekerja.

Belum lagi ancaman bencana alam berupa tanah longsor, juga kasus korupsi, dan penyalahgunaan narkoba, menghantui kawasan itu.

Jurubicara negara bagian Kachin mengatakan, usai tindakan polisi tersebut, ada sekitar 600 orang yang kembali, dan lalu menyerang polisi.

Gerombolan itu pun membakar truk pengangkut sampah, dan menghancurkan sebuah eskavator.

Baca: Patahkan Gelang Giok Bernilai Rp 590 Juta, Turis Ini Jatuh Pingsan

"Polisi diserang dengan pisau, kemudian polisi menembaki gerombolan itu untuk mengusir mereka," kata Jurubicara tersebut seperti dikutip dari laman AFP, Jumat (20/10/2017).

"Lima orang terbunuh dan 20 penambang, serta lima polisi terluka," tambahnya.

Tambang giok

Batu giok dengan kualitas terbaik dunia berasal dari Hpakant, sebuah wilayah yang awalnya subur dan kini menjadi gersang akibat pembangunan industri yang didalangi kelompok elite Junta Myanmar.

Industri ini berkembang ketika banyak permintaan giok datang dari China.

Masyarakat China meyakini batu mulia berwarna hijau itu membawa keberuntungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, buruh miskin memenuhi Hpakant untuk menggosok puing-puing dari bongkahan batu di pertambangan raksasa tersebut.

Namun, pekerjaan itu diliputi bahaya karena kawasan itu sering ditimpa tanah longsor, terlebih saat musim hujan.

Tanah longsor terparah telah menyebabkan 100 orang tewas terjadi pada November 2015 lalu.

Baca: Bisnis Giok Jadi Pemicu Konflik Bersenjata di Myanmar 

Sementara itu, penyalahgunaan narkoba juga merajalela di area tersebut. Para penambang membeli heroin dengan harga murah. 

Sabu-sabu pun bisa diperoleh dengan mudah, karena lokasi yang berdekatan dengan "segitiga emas".

Industri gelap itu juga dipenuhi pertikaian yang tak kunjung usai antara militer Myanmar dan pemberontak, di wilayah yang dikuasai pemberontak, Kachin.

Keduanya meyakini pihaknya berhak mengambil keuntungan dari perdagangan giok.

Saat mereka menikmati kejayaan dari hasil perdagangan dengan China, masih ada keuntungan kecil yang didapat masyarakat lokal di tengah penurunan kualitas lingkungan hidup.

Sebuah laporan yang dirilis tahun 2015 oleh grup advokasi Global Witness mengestimasi nilai produksi batu giok di Myanmar mencapai 31 miliar dolar AS atau Rp 418,4 triliun sepanjang 2014.

Laporan itu juga menyebutkan, penambangan giok itu sebagai 'perampokan sumber daya alam terbesar dalam sejarah modern'.

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/20/12052541/rusuh-di-tambang-giok-terbesar-di-myanmar-5-orang-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke