Salin Artikel

Abe Segera Bubarkan Parlemen dan Umumkan Pemilu Dini

Berbicara di konferensi pers, Senin (25/9/2017) sore, Abe seperti dikutip BBC menyatakan, dia memerlukan mandat baru untuk memimpin Jepang menghadapi ancaman krisis nasional terutama ancaman dari negara tetangga Korea Utara (Korut).

Abe tidak menyebut spesifik kapan pemilu dini akan digelar. Berdasarkan analisis sejumlah pengamat, Minggu (22/10/2017) diyakini akan menjadi hari pemilu.

Pemilihan parlemen sendiri tidak perlu diselenggarakan hingga paling lambat Desember 2018.

Keputusan untuk menuju ke bilik suara setahun lebih dini diyakini sudah diperhitungkan Abe dengan matang.

Memulihnya kembali popularitasnya dan terpecahbelahnya kubu oposisi menjadi faktor utama.

Baca: Akankah PM Abe Bubarkan Parlemen dan Gelar Pemilu Dini

Sempat anjlok hingga di bawah angka 30 persen pada Juli lalu akibat tuduhan nepotisme dan arogansi kekuasaan, krisis di Semenanjung Korea melesatkan kembali popularitas politisi berusia 63 tahun itu.

Abe sendiri membantah pemilu dini digelar untuk memanfaatkan isu Korut serta sebagai upaya dia mengelak dari tuduhan nepotisme.

Partai Liberal Demokrat (LDP) pimpinan Abe diprediksi akan menang mudah.

Survei terakhir menunjukan LDP unggul jauh dengan 44 persen berbanding 8 persen yang diraih Partai Demokrat.

Namun apakah LDP dan rekan koalisinya Partai Komeito dapat mempertahankan duapertiga mayoritas kursi di parlemen masih menjadi pertanyaan.

Abe diprediksi akan mendapat perlawanan sengit dari Gubernur Tokyo Yuriko Koike.

Koike, sosok populer yang ironisnya merupakan mantan politisi LDP dan sekutu politik Abe telah mengumumkan pembentukan partai baru bernama Partai Harapan untuk menantang Abe.

Baca: Parlemen Jepang Hanya Butuh 15 Menit untuk Setujui RUU Legalisasi Kasino

Pembentukan partai ini berpotensi menggerogoti perolehan kursi LDP. Partai yang dipimpin Koike di tingkat Ibu Kota Tokyo melumat LDP di pemilu lokal bulan Juli lalu.

Keputusan menggelar pemilu dini dianalisa sebagai strategi Abe untuk menghentikan Koike sebelum dia punya waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan kandidat dan strategi politik melawan Abe.

Jika gagal mendapatkan duapertiga kursi parlemen, maka ambisi Abe untuk mengamandemen konstitusi pasifis Jepang berpotensi semakin rumit.

Abe sosok konservatif nasionalis memang sudah lama ingin mewujudkan ambisi pribadinya merombak konstitusi Jepang untuk mengizinkan negeri Samurai menggunakan dan mengirim pasukan militernya.

Sumber partai sendiri menyatakan Abe kali ini hanya mengincar kemenangan mayoritas.

Menunggu menggelar pemilu lebih lama malah dinilai akan melemahkannya secara politik.

Walau jika akhirnya gagal mendapatkan duapertiga kursi, Abe yakin dia dapat membujuk kubu oposisi yang berhaluan seideologi dengannya untuk mengamandemen konstitusi.

Baca: Shinzo Abe Kembali Jadi Perdana Menteri Jepang

https://internasional.kompas.com/read/2017/09/26/06313671/abe-segera-bubarkan-parlemen-dan-umumkan-pemilu-dini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke