Salin Artikel

Cegah Kembalinya Pengungsi Rohingya, Myanmar Disebut Tanam Ranjau

Pemanggilan dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat terkait dengan masuknya puluhan ribu warga Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar, ke Banglades.

Menteri Luar Negeri Banglades Shahidul Haque mengaku, pihaknya sudah memasukkan protes soal ranjau darat kepada Pemerintah Myanmar, namun ia tidak memberikan rincian lebih jauh.

Pejabat senior Banglades mengatakan, diyakini pasukan keamanan Myanmar menanam ranjau darat untuk mencegah warga Rohingya kembali ke desa-desa mereka.

Baca: Siapakah Tentara Pembebasan Rohingya Arakan?

Sumber di Pemerintah Banglades mengatakan, militer Myanmar menanam ranjau-ranjau baru di sepanjang jalur perbatasan yang dipakai pengungsi Rohingya untuk menyelamatkan diri.

Namun sumber-sumber militer Myanmar menampik tudingan itu. Disebutkan, tidak ada ranjau baru yang ditempatkan di perbatasan Myanmar-Banglades.

Pada tahun 1990-an, ditanam ranjau di perbatasan Myanmar-Banglades untuk mencegah orang-orang melintasi perbatasan secara ilegal.

Wartawan BBC yang berada di sisi perbatasan Banglades mengatakan, sepanjang pekan ini ada tiga insiden yang disebabkan oleh ranjau.

Baca: Rohingya, Mereka yang Terempas sebagai ?Kalas? di Tanah Penuh Berkat

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan jumlah pengungsi Rohingya yang melewati perbatasan menuju Bangladesh meningkat tajam sejak 25 Agustus lalu.

Lebih dari 146.000 warga Rohingya meninggalkan Rakhine, karena dipicu serangan milisi Rohingya terhadap sejumlah pos polisi di negara bagian tersebut.

Serangan ini dibalas dengan operasi pembersihan "teroris" oleh militer Myanmar yang mendorong warga sipil Rohingya mengungsi, demi menghindari gelombang kekerasan.

Baca: Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye ?Hoax?

https://internasional.kompas.com/read/2017/09/07/05582181/cegah-kembalinya-pengungsi-rohingya-myanmar-disebut-tanam-ranjau

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke