Salin Artikel

Sambil Menahan Tangis, Presiden Sierra Leone Berseru Minta Pertolongan

Banjir dan tanah longsor di Ibu Kota Siarra Leone telah menewaskan 300 orang, dan pencarian korban hingga kini masih berlanjut. 

Petugas Palang Merah berjuang menggali lumpur tebal untuk menemukan korban yang tertimbun bersama bangunan rumah mereka.

Saat menghadapi media di Regent -salah satu daerah yang paling parah terkena banjir, Presiden Ernest Bai Koroma terlihat berusaha keras menahan air mata.

Dia mengatakan, bencana yang terjadi teramat dahsyat. 

"Seluruh kelompok masyarakat telah musnah," kata Koroma di lokasi bencana.

Kemarin, hujan deras yang meluncur menuruni bukit menyebabkan tanah longsor, dan menelan rumah tiga atau empat lantai, yang dibangun secara ilegal.

"Kami butuh bantuan mendesak sekarang," kata Presiden.

Pemerintah telah menjanjikan bantuan kepada lebih dari 3.000 orang yang kehilangan tempat tinggal, membuka pusat tanggap darurat di Regent, dan empat pusat pendaftaran.

Sementara Menteri Dalam Negeri Paolo Conteh mengatakan bahwa ribuan orang masih hilang.

Israel dan Inggris mengatakan bahwa mereka akan mengirim bantuan secepat mungkin ke kota Afrika barat yang dihuni sekitar satu juta orang itu.

Jurubicara Palang Merah Patrick Massaquoi mengatakan kepada AFP, jumlah korban tewas adalah 312.

Namun seorang pejabat Palang Merah lainnya, Abu Bakarr Tarrawallie, menyebut korban tewas mencapai angka 245 orang.

Sementara, media lokal dan pejabat setempat memberikan data jumlah korban tewas yang berbeda-beda, meski berada di kisaran yang sama. 

Baca: Banjir di Freetown Telah Menewaskan Lebih dari 300 Orang

https://internasional.kompas.com/read/2017/08/15/20580411/sambil-menahan-tangis-presiden-sierra-leone-berseru-minta-pertolongan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke