Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Klaim Dalangi Bom Bunuh Diri yang Tewaskan 70 Orang di Rumah Sakit

Kompas.com - 09/08/2016, 05:35 WIB

QUETTA, KOMPAS.com – Dua kelompok milisi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 70 orang di Balochistan, Pakistan.

Klaim pertama disampaikan oleh Taliban. Tak lama setelah serangan bom itu pada Senin (8/8/2016), kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) pun mengklaim sebagai dalang serangan yang tak berperikemanusiaan itu.

Ledakan bom bunuh diri yang diklaim kedua kelompok itu terjadi pada Senin (8/8/2016). Bom meledak di tengah massa perkabungan di Rumah Sakit Umum di Quetta, ibu kota Provisi Balochistan.

Prime Minister Nawaz Sharif telah menyerukan aparat keamanan untuk “menghabisi” para teroris yang mendalangi serangan yang menewaskan 70 orang dan melukai lebih dari 100 orang itu, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse.

Rekaman video menunjukkan mayat berserakan di tanah di tengah kolam darah yang besar.

Pengebom menarget kerumunan 200 orang yang berkumpul untuk meratapi kematian seorang pengacara yang dibunuh hari sebelumnya.

"Pelaku ledakan setidaknya membawa bom seberat delapan kilogram yang dikemas dengan pelor," kata komandan polisi penjinak bom, Abdul Razzaq.

Kepala departemen kesehatan provinsi, dokter Masood Nausherwani, menyebutkan korban tewas 70 orang dan 112 terluka.

Sebuah faksi Taliban Pakistan, Jamaat-ul-Ahrar, mengaku bertanggung jawab atas ledakan di rumah sakit. Seorang juru bicaranya bersumpah akan melakukan serangan lagi sampai ‘hukum Islam diterapkan di Pakistan’.

Beberapa jam kemudian, kelompok ISIS juga mengumumkan bahwa mereka bertanggung jawab atas ledakan besar kitu dan mengatakan, 200 orang tewas akibat serangan itu, kata lembaga pemantau teroris SITE.

Sharif, yang terbang ke Quetta setelah serangan itu, mengatakan "semua lembaga keamanan negara harus merespon dengan kekuatan penuh untuk memusnahkan teroris ini".

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan itu, dan mengatakan serangan itu "sangat mengerikan" karena menarget massa pelayat di rumah sakit.

Presiden Perancis Francois Hollande mengecam "aksi keji" itu. Uni Eropa mengatakan "tidak ada pembenaran untuk tindakan seperti terorisme".

Washington juga bergabung dalam seruan kecaman. Departemen Luar Negeri AS mengatakan serangan itu menargetkan "dua pilar paling penting dari setiap demokrasi", yakni pengadilan dan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com