Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bangun Pertahanan Rudal Darat di Rumania untuk Lindungi Eropa

Kompas.com - 13/05/2016, 08:30 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat akan mengaktifkan pangkalan pertahanan rudal darat Aegis di Rumania, Eropa timur.

Pangkalan itu nantinya akan merupakan bagian dari sistem perisai perlindungan Eropa yang lebih besar, namun kontroversial.

Pejabat senior AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan meresmikannya dalam suatu upacara di Deveselu, Rumania selatan.

Sementara pada Jumat (13/5/2016) ini, tahap lain dari proyek tersebut akan diluncurkan di Polandia dengan peletakan batu pertama di Redzikowo, dekat Laut Baltik.

Rudal Aegis, seperti dilaporkan BBC, akan mulai beroperasi Rumania  pada tahun 2018. Rusia bereaksi dengan mengatakan, AS membuka ancaman baru di Eropa.

Washington mengatakan, sistem Aegis adalah sistem perisai untuk melindungi NATO dari rudal jarak pendek dan jarak menengah, terutama dari Timur Tengah.

Dengan sistem ini, rudal yang datang menyerang akan dihancurkan di luar angkasa, sebelum kembali memasuki atmosfer bumi.

Rusia melihatnya sebagai ancaman keamanan, namun klaim itu dibantah NATO.

Hubungan antara Barat dan Rusia memburuk sejak aneksasi Semenanjung Krimea oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.

Rusia juga dituduh mempersenjatai separatis di Ukraina timur dan mengirim pasukannya . Namun klaim ini dibantah oleh Moskwa.

Sejak tahun 2013, AS diyakini telah menghabiskan dana 800 juta dollar atau lebih dari Rp 1 triliun untuk pembangunan radar dan rudal pencegat SM-2.

Stasiun pertahanan itu akan memiliki rudal pencegat SM-2.

Para pejabat NATO dan AS mengatakan sistem itu telah dikembangkan untuk melacak dan mencegat rudal yang diluncurkan dari negara 'kacau’.

Di masa lalu, Iran disebutkan dalam konteks itu, tapi Korea Utara juga disebut-sebut.

Selama bertahun-tahun AS juga menguji sistem Aegis pada kapal perang. Para pejabat juga menekankan, sistem perisai Aegis itu tidak ditujukan bagi Rusia.

“Baik AS maupun NATO telah menegaskan, sistem ini tidak dirancang untuk atau mampu merusak sistem penangkalan strategis Rusia,” kata Asisten Menteri Luar Negeri AS Frank Rose, Rabu (11/5/2016).

Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu,  memperingatkan, sistem itu melanggar traktat negara-negara nuklir.

“Keputusan ini berbahaya dan keliru karena sistem itu mampu merusak stabilitas strategis,” kata Mikhail Ulyanov, Kepala Departemen Proliferasi dan Pengawasan Senjata di Kementerian Luar Negeri Rusia.

“Dari sudut pandang kami, ini adalah pelanggaran Traktat Rudal Nuklir Jarak menengah tahun 1987,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com