Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Berharap AS Tak Lagi Memakai Sebutan 'Rohingya'

Kompas.com - 04/05/2016, 23:14 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pemerintah Myanmar ingin Kedutaan Besar Amerika Serikat AS berhenti menggunakan istilah Rohingya sewaktu merujuk pada etnis minoritas etnis yang tidak diakui di negara itu.

Seorang pejabat pemerintah Myanmar mengatakan hal itu kepada Voice of America, Rabu (4/5/2016).

Meski demikian, Aung Lin, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Myanmar, yang mengungkapkan itu mengakui, ia tidak tahu pasti apakah kementeriannya telah mengajukan permohonan resmi ke Kedubes AS mengenai penggunaan istilah itu.

Kedubes AS di Yangon, Rabu (4/5/2016), menolak mengklarifikasi apakah sudah ada pembicaraan mengenai hal itu sehari sebelumnya.

Seorang juru bicara Kedubes AS mengatakan, Kedubes AS tidak bersedia mengomentari pembicaraan diplomatik AS dengan pemerintah Myanmar.

Meski demikian, Duta Besar AS untuk Myanmar Scot Marciel, pada sebuah konferensi pers 28 April lalu, menolak untuk tidak menggunakan istilah itu bahkan jika pemerintah Myanmar menentangnya sekalipun.

Marciel mengatakan, sudah menjadi praktik normal bagi AS dan masyarakat internasional untuk mengakui nama sebuah komunitas di manapun di dunia sesuai keinginan mereka disebut.

Dubes AS juga menegaskan, itu bukan keputusan politik melainkan sekedar kebiasaan yang wajar.

Kedubes AS di Myanmar mendapat kecaman tajam dari para nasionalis negara itu sejak mengeluarkan pernyataan duka cita atas tragedi maritim 19 April yang menewaskan hingga 40 warga Rohingya.

Para korban ketika itu sedang dalam perjalanan ke pasar dan rumah sakit dari sebuah kamp pengungsi domestik di negara bagian Rakhine.

Pemerintah Myanmar menyatakan mereka yang menyebut diri mereka Rohingya sesungguhnya adalah orang-orang Bengali yang secara ilegal memasuki negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com