Hyeon Soo Lim ditangkap di ibu kota Pyongyang setelah mengunjungi negara tertutup itu pada bulan Januari lalu dalam rangka misi kemanusiaan, seperti dilaporkan BBC (16/12/2015).
Pendeta berdarah Korea Selatan yang berasal dari Toronto itu “mengakui” berkomplot untuk menjatuhkan pemerintahan Korut dan mendirikan "negara berbasiskan teokrasi atau agama".
Dia juga diberitakan mengaku telah memberikan sebuah kuliah bahwa rezim Korut sebaiknya tumbang dengan kasih Tuhan.
Lim dijatuhi hukuman setelah pengadilan singkat berdurasikan hanya 90 menit.
Dia didakwa bersalah berkonspirasi dan berkomplot dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk menyebarkan propaganda menyerang Hak Asasi Manusia di Korut.
Selain itu, pendeta berusia 60 itu juga didakwa menyebarkan propaganda palsu yang merusak citra Korut.
Dia juga dituduh mendanai dan membantu "pembelot" melarikan diri, melalui Mongolia Keluarga Lim menceritakan bahwa Lim sudah sering datang ke Korut dalam 2 dekade terakhir untuk menjalankan misi kemanusiaan.
Adapun kunjungan terakhirnya di bulan Januari berencana untuk memberikan bantuan ke panti asuhan dan panti wreda.
Pemerintah negeri yang dipimpin Kim Jong Un itu melarang kegiatan keagamaan dan secara berkala menahan warga asing yang datang melalukan kegiatan misionaris.
Mereka juga mempertontonkan pengakuan terbuka dari para tahanan soal kasus-kasus serupa.
Walaupun banyak yang meyakini pengakuan itu adalah pengakuan bohong yang terpaksa harus dinyatakan oleh tahanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.