Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdesak, ISIS Curi Mobil-mobil Warga agar Bisa Kabur

Kompas.com - 12/03/2015, 22:00 WIB
KOMPAS.com - Para teroris ISIS mencuri mobil-mobil warga sipil dalam upaya untuk melarikan diri saat tentara Irak memerangi mereka di kota Tikrit yang secara strategis penting.

Operasi besar-besaran yang melibatkan lebih dari 30.000 tentara Angkatan Darat Irak berhasil memaksa militan ISIS keluar dari kota, yang merupakan tempat kelahiran mantan diktator Irak, Saddam Hussein.

Sejumlah pejabat lokal memastikan bahwa pasukan Irak telah memasuki Qadisiya, dan menembus pinggiran utara kota, mengibarkan bendera Irak di atas rumah sakit umum Tikrit.

Rabu (11/3/2015) malam, pasukan Irak (yang mencakup militer, milisi, suku-suku Sunni dan polisi) juga memasuki Tikrit dari sisi selatan. Langkah tersebut merupakan gerakan untuk menjepit kota itu demi mengusir para teroris, walau banyak dari mereka yang sudah melarikan diri terlebih dahulu.

"Para teroris itu merebut mobil-mobil warga sipil yang berusaha untuk meninggalkan kota," kata Kheyon Rasheed kepada televisi Iraqiyya yang dikelola negara.

Tikrit, yang terletak di antara Baghdad dan Mosul yang menjadi basis ISIS, diambil alih ISIS pada Juni tahun lalu. Merebut kembali Tikrit dianggap penting jika pasukan pemerintah ingin berhasil dalam rencana mereka memaksa ISIS keluar dari kota Mosul yang kaya minyak. Mosul merupakan basis kekuatan kelompok teror itu di Irak yang terletak hanya 140 km di sebelah utara Tikrit.

Sebagian besar penduduk Tikrit telah melarikan diri pada bulan-bulan setelah kelompok ekstrimis itu mengambil alih kota tersebut. Mereka yang bertahan telah melarikan diri dalam beberapa hari terakhir, tetapi sebagian kecil masih ada, menunggu nasib mereka.

Tikrit akan menjadi kemenangan terbesar bagi pasukan Irak. Namun serangan yang melibatkan ribuan laskar Syiah itu akan sangat menguji kemampuan pemerintah untuk menangani perpecahan sektarian di negara itu.

Irak terbagi antara minoritas Sunni, yang dulu merupakan basis penting dukungan untuk Saddam Hussein, dan mayoritas Syiah.

Sejumlah pejabat militer AS, yang belum terlibat dalam serangan di Tikrit yang masih berlangsung, sudah mengatakan bahwa misi militer terkoordinasi untuk merebut kembali Mosul kemungkinan akan berlangsung bulan depan atau dua lagi dan melibatkan hingga 25.000 tentara Irak. Namun orang-orang Amerika itu telah memperingatkan bahwa jika pihak Irak tidak siap, serangan itu bisa ditunda.

Sejumlah penasihat militer Iran membantu dalam memandu pasukan Irak dalam gerak majunya di Tikrit. Jenderal Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), ambil bagian dalam memimpin operasi di Tikrit itu.

Kebanyakan keberhasilan di medan perang di Irak merupakan upaya terkoordinasi, yang melibatkan Irak, Kurdi dan milisi Syiah yang berjuang di darat dan koalisi yang dipimpin AS yang memberikan dukungan di udara.

Pengepungan di desa Amirli di utara Baghdad, ketika banyak orang takut bahwa ibukota itu mungkin akan jatuh, berantakan tahun lalu karena ada bantuan serangan udara yang dipimpin AS dan kekuatan tempur milisi Syiah.

Milisi Syiah, yang didukung serangan udara koalisi, juga merebut kembali kota Jurf al-Sukhr, di pinggiran Baghdad, dari tangan militan pada Oktober.

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, telah meminta lebih banyak lagi bantuan untuk pasukan darat negaranya yang terkepung, walau AS telah menghabiskan miliaran dolar untuk melatih dan melengkapi tentara Irak selama delapan tahun masa pendudukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com