Sejumlah saksi yang menyaksikan peristiwa ini menyatakan, sekelompok pria tersebut sebelumnya terlihat mondar-mandir di depan gedung sambil melontarkan caci-maki. "Mereka memanggil kami anjing-anjing Syiah, dan mengancam akan menembak kami semua," kata seorang saksi kepada ABC.
"Kami tidak percaya kata-kata sesumbar mereka itu. Kami akhirnya pulang ke rumah masing-masing," tambahnya.
Namun tidak lama setelah itu, saksi ini menerima telepon bahwa salah serorang tertembak di kepala. "Korban sedang mengantar keluarganya pulang ke rumah, dan berencana kembali ke sana untuk membersihkan gedung," kata saksi yang juga mengaku sebagai penganut Syiah.
Ia mengatakan, rekannya itu ditembak di depan keluarganya. "Istrinya pingsan di lokasi pada saat kejadian," jelasnya.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan kelompok teroris yang ingin mendirikan kekhalifahan di Irak dan Suriah dan menempatkan kaum Syiah sebagai musuhnya.
Polisi yang tiba di lokasi yang terletak di Rosedale Avenue sekitar Pukul 01.15 dini hari waktu setempat, menemukan korban dalam kondisi luka akibat tembakan di bagian wajah dan bahunya.
"Polisi langsung menutup lokasi dan saat ini masih melakukan penyelidikan," jelas Inspektur polisi David Firth.
Firth menjelaskan, polisi sudah mendapatkan rekaman CCTV di sekitar lokasi, yang diharapkan bisa mengungkap pelaku penembakan.
Inspektur Firth mengatakan, korban mendapat pertolongan sebelum ambulans tiba di lokasi. "Korban adalah pria berusia 47 tahun dan saat ini masih dirawat di rumah sakit," katanya.
Menurut saksi, mereka berada di tempat itu untuk melakukan ibadah sebelum terjadinya penembakan. "Mereka menembak orang tak berdosa. Ini Australia, negara yang aman. Bagaimana ini bisa terjadi?" ujarnya.
"Kami ingin sampaikan kepada penembak itu, kami tidak takut sama sekali," tambah saksi tersebut.