Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Australia Klaim Temukan Puing Malaysia Airlines

Kompas.com - 29/04/2014, 19:16 WIB
PERTH, KOMPAS.com -- Sebuah perusahaan eksplorasi Australia, Selasa (29/4/2014), mengklaim telah menemukan puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang sejak enam pekan lalu.

GeoResonance, perusahaan eksplorasi yang berbasis di Brisbane itu, mengatakan sudah melakukan pencarian Boeing 777-200 sejak 10 Maret lalu dan mendeteksi kemungkinan adanya puing pesawat tersebut di Teluk Bengal, 5.000 kilometer dari lokasi pencarian saat ini di Samudra Hindia, sebelah selatan Perth.

Area pencarian yang dilakukan GeoResonance meliputi kawasan seluas 2 juta kilometer persegi yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Perusahaan itu menggunakan berbagai foto yang diperoleh dari satelit maupun pantauan pesawat udara dengan fokus di sebelah utara lokasi terakhir MH370. Perusahaan ini juga menggunakan lebih dari 20 teknologi untuk menganalisis data, termasuk menggunakan sebuah reaktor nuklir.

"Teknologi yang kami gunakan awalnya dirancang untuk mencari hulu ledak nuklir atau kapal selam. Tim kami di Ukraina memutuskan bahwa kami harus mencoba untuk menolong," kata juru bicara GeoResonance, David Pope.

Pope menambahkan, GeoResonance membandingkan temuan mereka dengan berbagai foto yang diambil pada 5 Maret, tiga hari sebelum MH370 dilaporkan hilang. Hasilnya, perusahaan itu tidak menemukan apa yang mereka deteksi setelah MH370 dilaporkan hilang.

"Puing-puing itu tidak ada di lokasi tersebut sebelum hilangnya MH370. Kami tidak mengatakan puing-puing itu pasti MH370, tetapi kami rasa ini petunjuk yang bisa dikembangkan," ujar Pope.

Sementara itu, juru bicara GeoResonance lainnya, Pavel Kursa, menambahkan, sejumlah elemen yang ada dalam sebuah pesawat terbang komersial terdeteksi di Teluk Bengal itu.

"Kami mendeteksi adanya elemen-elemen kimia dan material yang digunakan untuk membuat sebuah Boeing 777, misalnya aluminium, titanium, tembaga, baja, dan material lainnya," kata Kursa kepada stasiun televisi Australia, Channel 7News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com