Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2014, 12:25 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Penerbangan MH370 Malaysia Airlines hilang sejak Sabtu (8/3/2014), dan hingga saat ini belum ada titik terang keberadaan pesawat itu, apalagi mengenai penyebabnya. Pencarian menggunakan beragam peranti canggih di Samudra Hindia juga masih memberikan hasil nihil.

Justru, satu misteri lagi muncul, yakni soal perubahan drastis ketinggian pesawat sebelum hilang dari radar. Pertanyaan soal perangkat darurat, bila pesawat mengalami kecelakaan, juga mencuat lagi.

Sumber penerbangan senior Malaysia, seperti dikutip dari CNN, mengatakan bahwa ketinggian pesawat tersebut secara drastis melonjak hingga 39.000 kaki, sekitar 13 kilometer. Ketinggian maksimal yang masih bisa ditahan oleh struktur pesawat tersebut adalah 41.000 kaki.

Menurut informasi yang sudah lebih dahulu disampaikan kepada publik, pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing ini menyimpang dari jalur yang seharusnya, berbelok ke kiri ketika berada di atas perairan yang masuk wilayah Vietnam. Data baru menunjukkan, sesudah berbelok, pesawat tiba-tiba naik ke ketinggian 39.000 kaki, dan bertahan di ketinggian itu selama sekitar 20 menit.

Ketinggian tersebut, kata sumber CNN ini, bertahan selama pesawat kembali berada di wilayah udara Malaysia. Baru sesudah 20 menit, pesawat kembali turun. Pertanyaannya, kenapa pesawat harus naik sampai ketinggian tersebut?

Empat ELTS

Selain soal perubahan ketinggian tersebut, informasi baru yang terungkap belum lama ini adalah soal empat pemancar darurat posisi pesawat (ELTS) di dalam pesawat Boeing 777-200ER yang hilang. Alat tersebut dirancang untuk mengirimkan sinyal dari lokasi pesawat ke satelit, bila terjadi kecelakaan. Alat itu teraktivasi oleh benturan atau rendaman air.

Empat ELTS di pesawat milik Malaysia Airlines ini berada di pintu depan, di pintu belakang, di dalam kabin, dan di dalam kokpit pesawat. Sumber ini pun mengungkapkan kebingungan para pakar penerbangan tentang bagaimana bisa keempat alat tersebut secara bersama-sama tak aktif, bila memang sejak awal diaktifkan, sampai tak muncul sinyal darurat yang tertangkap satelit.

Kerabat dari 239 penumpang dan awak pesawat sudah menanyakan perihal keanehan ELTS tersebut kepada otoritas Malaysia. Mereka bahkan memperlihatkan setidaknya ada dua unit portabel dan satu unit yang terpasang di pesawat itu.

Tak ada tanggapan dari Malaysia Airlines soal ELTS ini. Mereka juga menolak menjawab pertanyaan yang diajukan CNN soal ELTS. Mereka berkilah, "Kami tak bisa mengomentari pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang dimiliki pemerintah dan atau pihak lain di bawah yurisdiki investigasi yang sedang berlangsung."

Pencarian mahal tak kunjung mendapatkan hasil

Sementara itu, pencarian meluas yang teramat mahal tak juga menemukan kembali pesawat itu. Upaya pencarian melibatkan tak kurang dari 11 pesawat militer dan 12 kapal, Sabtu (19/4/2014), di kawasan seluas 50.000 kilometer persegi, berdasarkan keterangan dari Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia.

Mantan Managing Director di Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Peter Goelz, mengaku tak terkejut dengan perkembangan upaya pencarian sejauh ini. "Ada banyak sumber daya digunakan di sana, tetapi tak ada sesuatu pun yang muncul."

Goelz memperkirakan, upaya pencarian akan berlanjut selama enam sampai delapan pekan ke depan, hanya untuk cakupan wilayah pencarian saat ini. Bila tetap tak muncul temuan, dia memperkirakan bakal ada barisan sonar yang dilibatkan untuk melacak wilayah pencarian yang lebih luas.

"Ini pencarian yang sangat kompleks," kata Rob McCallum, spesialis pencarian untuk wilayah laut. "Kini, pencarian itu akan menjadi ujian bagi kesabaran." Pada Sabtu pagi, peranti tanpa awak (drone) bawah air, Bluefin-21, menjelajahi dasar Samudra Hindia. Enam misi sudah rampung, dan satu misi lagi masih dijalani.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com