Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Pencarian Pesawat Malaysia Airlines di Samudera Hindia Penuh Tantangan

Kompas.com - 24/03/2014, 07:42 WIB
PERT, KOMPAS.COM - Pakar SAR dan layanan Dokter Terbang Australia menggambarkan tantangan besar yang dihadapi para kru pencari dalam menjelajahi Samudera Hindia Selatan untuk menemukan kemungkinan puing-puing yang bisa dikaitkan dengan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang.

Pencarian penerbangan  MH370 yang hilang sejak lebih dari dua minggu lalu sampai sekarang masih berlangsung dan dipimpin oleh Australia di area 2.500 kilometer di barat daya Perth.

Sebuah citra satelit baru dari China menunjukkan ada benda mengambang besar  di barat daya yang diduga puing-puing yang sebelumnya pernah ditangkap oleh perusahaan satelit komersial.

Pesawat China dan Jepang juga dilaporkan telah tiba di Australia barat untuk bergabung dengan upaya pencarian yang masih berusaha memverifikasi apakah objek itu berasal dari Boeing 777 yang hilang itu.
 
Aaron Halstead, seorang manajer pada layanan Dokter Terbang Royal di Melbourne, memiliki pengalaman luas dalam upaya pencarian dan  penyelamatan baik di laut maupun udara. Halstead berpengalaman berlayar sampai ke daerah yang sangat terpencil dalam pencarian ke wilayah heard Island di Antartika sampai ke Perth  bersama kapal pemecah es maupun kapal yang yacht yang lebih kecil.

"Wilayah pencarian itu adalah lautan yang sangat luas yang kondisinya terus berubah-ubah dan tidak pernah persis sama dalam kurun waktu 8  hari terakhir,” katanya pada ABC News Online. "Ini adalah lautan yang sangat luas yang terbentang dari barat ke timur – dan tidak apa-apa  disana selain lautan,” katanya.

Halstead mengatakan upaya penyisiran lautan yang dilakukan dari atas pesawat merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. "Berdasarkan pengalamana terlibat dalam banyak upaya pencarian lewat udara, saya bisa katakan kalau kita bisa sering kehilangan persepsi mengenai kedalaman sebuah  benda,” ujarnya.

“Saya yakin kalau kru yang diterjunkan itu benar-benar terampil, tetapi  kita akan berhadapan dengan gelombang yang sangat besar. Sementara Anda hanya bisa terbang melintas sesaat dan dalam kedipan mata kita bisa saja kelewatan sesuatu,”

"Oleh karena itu dalam pencarian ini dikerahkan  10 pasang mata di tiap pesawat – karena ini benar-benar pekerjaan bola mata manusia  dan semua mata harus tertuju keluar dan menjelajahi daerah sekitar itu, dan berharap salah satu diantara mereka bisa menangkap sesuatu yang  tidak terlihat oleh orang lain,” katanya.

Kru pencari dilatih untuk mengetahui ukuran dan skala sebuah objek dari tingkat ketinggian tertentu di lautan.

"Seorang pilot Angkatan Udara AS memberikan analogi yang baik tentang wilayah pencarian awal yang digambarkan seperti melakukan pencarian dari Los Angeles hingga ke New York dan mencoba untuk menemukan tiga orang saja di lapangan," kata Halstead. "Jadi dari contoh itu saja, kawasan yang masuk dalam area pencarian itu bisa jadi seluas Tasmania, dan anda ditugaskan untuk mencari hanya dua orang saja di areal seluas itu,” katanya.

Harapan meningkat

Sebuah pesawat sipil kemarin melaporkan melihat objek kecil yang jaraknya berdekatan dengan area pencarian yang oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) sampai sekarang masih berusaha mencari lokasi itu.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengaungkapkan kalau salah satu objek itu dilaporkan berupa papan dari kayu. "Saat ini kita memiliki sejumlah temuan yang kredibel dan karenanya harapan untuk dapat menemukan MH370 terus meningkat, semoga saja upaya pencarian yang dilakukan sekarang memang akan mengarah pada kejelasan nasib apa yang sebenarnya terjadi dengan MH370,” kata Abbott.

Halstead sendiri melihat serpihan yang terapung di lautan itu hal yang biasa tetapi umumnya tidak terpisah-pisah,” katanya. "Yang dicari oleh tim SAR saat ini adalah objek yang cukup besar yang tidak biasa tapi mereka juga tetap melihat sejumlah tanda-tanda yang letaknya saling berdekatan.

Selain itu perubahan cuaca di samudera hindia selatan juga  berpotensi menghambat upaya pencarian karena akan sangat mempengaruhi tingkat kemampuan atau jarak pandang. Dan cuaca di Samudera Hindia Selatan dapat berubah dengan sangat cepat.

"Bisa saja cuaca berubah dari sangat cerah, tiba-tiba terjadi badai dan lalu tiba-tiba kita sudah bisa melihat dengan jelas beberapa jam kemudian,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com