Kurangnya pasokan bahan bakar ini disebabkan setelah Israel menutup pintu perbatasan yang biasa digunakan untuk lalu lintas barang sejak serangan roket dari Gaza.
Pada Kamis (12/3/2014), Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon memerintahan penutupan pintu perbatasan Kerem Shalom dan pintu perlintasan pejalan kaki di Erez hingga waktu yang belum ditentukan.
Akibatnya, otorita energi Gaza memutuskan mengurangi operasi pembangkit listrik dari 12 jam menjadi hanya enam jam sehari hingga bahan bakar benar-benar habis.
"Pembangkit listrik telah benar-benar berhenti beroperasi karena bahan bakar habis sejak Israel menutup perbatasan Kerem Shalom," kata Wakil Direktur Otorita Energi Gaza, Fathi al-Sheikh Khalil.
Namun, seorang pejabat Israel membantah negaranya menjadi penyebab tak beroperasinya pembangkit listrik di Gaza. Pejabat itu mengatakan, kekurangan bahan bakar di Gaza lebih disebabkan karena sengketa internal antara kelompok Hamas yang menguasai Gaza dan Otorita Palestina di Tepi Barat.
"Kerem Shalom selalu tutup pada Jumat dan Sabtu. Jadi perbatasan itu hanya benar-benar ditutup pada Kamis," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Fasilitas pembangkit listrik itu memasok 30 persen kebutuhuan listrik Gaza, sisanya masih dipasok dari Israel. Pembangkit listrik di Gaza ini sudah beberapa kali berhenti beroperasi, terakhir kali masalah itu terjadi pada Desember lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.