Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Khawatir "Serbuan" Chikungunya

Kompas.com - 29/10/2013, 06:42 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com — Para peneliti khawatir virus chikungunya yang dibawa oleh nyamuk dan sudah menginfeksi puluhan ribu orang di Papua Niugini bisa menyebar ke Australia. Sepanjang 2013, sudah ada 112 warga Australia terjangkit penyakit itu saat berlibur ke Asia, seiring wabah yang berkembang di Papua Niugini.

Selama satu dekade sebelumnya sampai 2012, hanya ada 168 kasus chikungunya yang dilaporkan terjadi di Australia. Pakar epidemologi dari Australian National University, David Harley, mengungkapkan banyak pelancong dari Indonesia, India, dan Malaysia yang mungkin juga membawa virus ini.

Namun, Harley pun mengakui bahwa pada 2012 dan 2013 ada penyebaran chikungunya yang meluas di Papua Niugini. Karenanya, penularan penyakit akibat virus tersebut akan sangat tergantung pada pola aktivitas setiap orang, termasuk kemungkinan perjalanan kerja ke sana.
“Jadi menurut saya, kita perlu melihat perpindahannya, khususnya di Quennsland utara di masa mendatang,” ungkap Harley.

Kendati demikian, Pemerintah Negara Bagian Queensland tetap meningkatkan kewaspadaan karena jenis nyamuk yang menularkan virus seperti Aedes aegypti ada di negara bagian itu. Queensland juga mewaspadai jenis nyamuk lain yakni Aedes albopictus yang lebih dikenal sebagai nyamuk macan Asia.

Pada Juni tahun lalu, virus chikungunya terdeteksi untuk pertama kalinya di barat laut Papua Niugini dengan sekitar 1.600 kasus. Epidemiolog dari WHO Boris Pavlin menyampaikan kalau virus menyebar dengan cepat ke 11 provinsi lainnya dan menginfeksi ribuan orang di Papua Niugini.

Sejauh ini virus chikungunya diketahui "mampir" ke Australia baru lewat para pelancong dari luar negeri. Chikungunya pertama kali ditemukan di Tanzania pada 1952 dan gejalanya mirip dengan DBD dengan nyeri sendi, ruam, dan demam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com