Menurut warta AP pada Kamis (10/10/2013), "Te Ika a Maui" berarti ikan Maori. Lalu, "Te Wai Pounamu" sama artinya dengan perairan batu-batu hijau. Nama-nama dari khazanah kata-kata Maori, penduduk asli Selandia Baru, memang sudah diterima oleh pihak Kementerian Informasi Selandia Baru. "Nama-nama itu adalah alternatif bagi penamaan dalam Bahasa Maori untuk Selandia Baru,"kata Menteri Maurice Williamson.
Pada proses selanjutnya, nama-nama tersebut akan mendapat penetapan formal. Meski, bukan menjadi nama-nama resmi.
Pemerintah Selandia Baru memang patut memberi pujian kepada warga Christchurch. Soalnya, merekalah yang mengingatkan kembali soal sejarah Selandia Baru yang tak lekang dari Suku Maori. "Nantinya, dengan nama-nama itu, rakyat Selandia Baru bisa menggunakannya,"kata Williamson.
Lebih lanjut, Williamson menambahkan, pemerintah memberi kebebasan rakyat untuk menggunakan nama-nama alternatif itu. Namun, rakyat juga mendapat kebebasan untuk tetap menggunakan nama-nama semula yakni Pulau Utara dan Pulau Selatan.
Sejarah mencatat, sejak penjelajah samudera asal Inggris James Cook menemukan dan menetapkan nama Pulau Utara dan Pulau Selatan pada 1769, kedua pulau itu memang belum pernah mendapatkan nama resmi.