Makan Jeroan Marmut Mentah, Pasangan Mongolia Meninggal

BAYAN ULGII, KOMPAS.com - Pasangan suami istri asal Mongolia dikabarkan meninggal dunia usai mengkonsumsi ginjal marmut mentah.

Kedua warga Mongolia dari etnis Kazakh tersebut meninggal pada 1 Mei lalu di provinsi Bayan-Ulgii, di ujung barat negara itu, yang berbatasan langsung dengan Rusia dan China.

Pasangan itu diketahui meninggal akibat terjangkit penyakit pes dari jeroan hewan pengerat yang tak diolah.

"Kedua orang yang meninggal merupakan warga setempat. Tidak ada kasus lain yang dilaporkan setelah mereka," ujar gubernur Bayan-Ulgii, Aipiin Gilimkhaan, Senin (6/5/2019).

Kendati tidak ada laporan kasus warga lain yang terjangkit, mengingat sifat penyakit yang menular dan berbahaya, pemerintah setempat memberlakukan status karantina terhadap wilayah terjadinya kematian pasangan itu.

Baca juga: Wabah Campak Menyebar, Puluhan Juta Anak di Dunia Belum Vaksin

Proses karantina diberlakukan selama enam hari dan mengakibatkan sembilan wisatawan asing asal Rusia, Jerman, dan Swiss, tidak bisa meninggalkan kawasan tersebut.

"Kami semua baik-baik saya. Tidak ada yang sakit," kata seorang turis asal Jerman, Teresa.

Disampaikan Sebastian Pique, relawan Korps Perdamaian Amerika yang telah tinggal di wilayah itu selama dua tahun terakhir, dirinya diundang ke kantor gubernur bersama sembilan wisatawan asing untuk diberi tahu mengenai situasi karantina.

"Setelah karantina (diumumkan) tidak banyak orang, bahkan penduduk setempat, yang berjalan di luar rumah karena takut terjangkit penyakit," kata Pique, dikutip AFP.

Status karantina dicabut pada Senin (6/5/2019) malam setelah tidak ada laporan kasus orang lain yang terjangkit penyakit pes.

Pihak berwenang telah memperingatkan kepada warga agar tidak mengkonsumsi daging marmut mentah karena kemungkinan membawa Yersinia pestis, atau kuman menyebab penyakit pes.

Menurut catatan Pusat Nasional Penyakit Zoonotik, setidaknya satu orang dilaporkan meninggal akibat penyakit pes setiap tahunnya di Mongolia, sebagian besar karena kebiasaan mengkonsumsi daging mentah.

Warga setempat masih banyak yang mengabaikan peringatan tersebut lantaran meyakini jika mengkonsumsi jeroan marmut mentah dapat membawa dampak baik untuk kesehatan mereka.

Baca juga: Tulang 5.000 Tahun Ungkap Sejarah Sebenarnya dari Wabah Pes di Eropa