KOMPAS.com - Sejarah mencatat bahwa manusia sudah sejak lama mengkonsumsi susu. Arkeolog menduga manusia sudah memanfaatkan susu untuk diolah sebagai minuman atau bahan makanan sejak 10.000 SM.
Ketika itu, manusia sudah tak lagi nomaden, mulai menetap, dan memanfaatkan hewan untuk diternakkan.
Pengetahuan manusia mengenai sejarah konsumsi susu semakin berkembang pada 2011. Saat itu, arkeolog dari Universitas Bristol di Inggris menemukan sisa susu pada tembikar dari peninggalan 7.000 tahun lalu yang ditemukan di Polandia.
Temuan ini berhasil mengungkap bahwa manusia, setidaknya di Eropa, sudah memproduksi susu pada 5.000 SM.
Sejak saat itu, penggunaan susu semakin berkembang, termasuk pengolahannya setelah diambil dari hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau kuda.
Tepat jari ini 168 tahun yang lalu, tepatnya pada 31 Januari 1851, susu kental mulai diperkenalkan ke publik. Adapun, sosok di balik penemuan ini adalah Gail Borden asal Amerika Serikat yang membuat alat hingga susu dapat mengental.
Baca juga: Apakah Minum Susu Kedelai Bisa Meningkatkan Massa Otot?
Dilansir dari Smithsonianmag, Borden berhasil mengembangkan sebuah alat yang berbentuk ketel tembaga. Orang-orang ketika itu menyebutnya sebagai panci hampa udara, dan beberapa tahun kemudian Borden mendapatkan hak patennya.
Penemuan Gail Borden ini mampu merevolusi proses pengolahan susu di beberapa negara bagian di AS. Ini dan membuat susu lebih mudah dikonsumsi dalam kondisi apa pun.
Selama berabad-abad, susu harus dikonsumsi dalam segar. Hal ini menimbulkan masalah besar pada beberapa industri, terutama pengiriman via kapal laut karena memakan perjalanan lama.
Ini menyebabkan pelaku industri susu harus membawa sapi untuk bisa menghasilkan susu segar yang dibutuhkan.
Seorang penduduk di wilayah peternakan Texas di AS, Gail Borden, memahami kendala itu, bahkan saat dia masih bekerja sebagai surveyor tanah dan penerbit surat kabar.
Dia kemudian berkeliling Houston dan Galveston pada 1836 untuk memasarkan produk makanan.
Gail Borden kemudian alih profesi dan mencoba meningkatkan bisnis dalam bidang pengawetan mekanan. Bidang pendidikan yang tak sesuai, menjadikan dia perlu kerja keras untuk terus berinovasi.
Ketika kembali ke New York, ia membuka laboratorium dan mulai mencari cara untuk mengawetkan susu. Langkah pertamanya adalah merebusnya dengan air hingga tersisa sedikit, namun langkah ini gagal.