TAIPEI, KOMPAS.com - Kepolisian Taiwan menahan empat pria yang dituduh melakukan perampokan mata uang digital bitcoin senilai 170.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 2,3 miliar.
Kasus perampokan bitcoin itu disebut sebagai yang pertama terjadi di Taiwan.
Modusnya, tiga pelaku membujuk korban bermarga Tai, dengan berpura-pura tertarik untuk membeli bitcoin.
Setelah Tai menunjukkan bitcoin miliknya di ponsel, para pelaku menyerangnya. Seorang teman pelaku kemudian memindahkan 18 bitcoin dari akun Tai.
Para tersangka mencoba untuk menutupi perampokan tersebut dengan memaksa korban minum minuman keras Taiwan, Kaoliang.
Baca juga : Sebuah Desa di Inggris Digegerkan Aksi Perampokan Bitcoin
Polisi tiba di tempat kejadian, setelah menerima laporan adanya pertengkaran, dan menahan satu orang. Sementara, dua orang lainnya melarikan diri.
"Petugas melihat noda darah di tempat kejadian. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan adanya perampokan uang virtual bitcoin," tulis kepolisian yang dirilis pada Rabu (21/2/2018).
Setelah buron, kedua tersangka lainnya ditangkap di pulau Kinmen yang terpencil.
Sementara, pria keempat dengan marga Shih diyakini sebagai dalang dibalik perampokan tersebut, kini juga ditahan.
Baca juga : Bank Sentral Inggris: Bitcoin dkk Tak Penuhi Standar Mata Uang
Perampokan bitcoin di dunia bukan kali ini saja terjadi. Pada akhir Januari lalu, perampok bersenjata masuk ke rumah keluarga seorang pedagang bitcoin di Inggris.
Perampok memaksanya untuk mentransfer mata uang digital tersebut. Belum diketahui jumlah bitcoin yang dicuri. Namun, saat itu satu bitcoin setara dengan 8.000 poundsterling atau Rp 150,5 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.