Begini Mewahnya Kediaman Presiden Zimbabwe Robert Mugabe

HARARE, KOMPAS.com — Selama 37 tahun berkuasa, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe diyakini menumpuk cukup banyak kekayaan, salah satunya kediaman mewahnya yang ditinggali bersama sang istri, Grace.

Sejumlah foto muncul di media setempat memperlihatkan sebuah istana megah yang disebut "Atap Biru" memperlihatkan pemimpin berusia 93 tahun itu hidup dalam kemewahan.

Gaya hidup Mugabe amat jauh dari kemiskinan dan penderitaan yang dirasakan sebagian besar negeri yang perekonomiannya hancur tersebut.

Baca juga: Pemakzulan Mugabe Bisa Berlangsung Berbulan-bulan

Rumah Mugabe di Harare berdiri di atas lahan seluas 17 hektar. Rumah itu memiliki 25 kamar tidur dan diperkirakan berharga 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 135 miliar.

Menurut harian The Zimbabwean, rumah mewah tersebut dikelilingi pagar tinggi dan dilindungi sistem keamanan berharga jutaan dollar AS.

Foto-foto yang beredar di media massa juga memperlihatkan properti mewah dengan lantai marmer, tempat lilin mahal, dan sebuah kolam renang.

The Zimbabwean/Mirror Salah satu dari 25 kamar tidur di kediaman Presiden Robert Mugabe.

Foto-foto kediaman Mugabe ini muncul ketika sang pemimpin mencoba mempertahankan kekuasaannya meski telah dipecat sebagai pemimpin partai berkuasa Zanu-PF.

Pada Senin (20/11/2017), para petinggi Zanu-PF sepakat memecat pria yang sudah berkuasa hampir 40 tahun itu dan menggantinya dengan mantan Wapres Emmerson Mnangagwa.

Dua pekan lalu Mugabe memecat Mnangagwa. Sebuah keputusan yang membuat tentara khawatir Mugabe sedang mempromosikan istrinya, Grace, untuk mengambil kekuasaan.

Baca juga: Robert Mugabe Menyetujui Proposal Suksesi Kekuasaan Zimbabwe

Akhirnya, setelah tentara melakukan intervensi, partai Zanu-PF memberikan ultimatum agar Mugabe mengundurkan diri pada Selasa (21/11/2017) atau menghadapi pemakzulan.

Sejauh ini, Mugabe masih mengabaikan desakan untuk mengundurkan diri itu.

Selain memecat Mugabe, Zanu-PF juga mendepak Grace Mugabe bersama Jonathan Moyo, Saviour Kasukuwere, Ignatius Chombo, dan Patrick Zhuwao.