Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen Korsel Manipulasi Pemilu yang Dimenangkan Park Geun-hye

Kompas.com - 04/08/2017, 21:43 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) mengaku pernah memanipulasi data demi kemenangan partai konservatif pada pemilu parlemen dan Pilpres 2012.

Penyidik internal Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengonfirmasi, unit sibernya mengatur dan mengoperasikan 30 tim selama lebih dari dua tahun sebelum Pilpres Desember 2012 berlangsung.

Ketika itu Korsel masih dipimpin oleh seorang presiden konservatif, Lee Myung-bak.

Mereka menyewa warga sipil yang melek internet dan berusaha mempengaruhi pendapat pemilih melalui unggahan di portal dan sejumlah media sosial, termasuk Twitter, seperti dilaporkan AFP.

"Tim-tim tersebut dituduh menyebarkan pendapat pro-pemerintah dan menekan pandangan anti-pemerintah, membuat pandangan oposisi agar dianggap sebagai pandangan pro-Korut yang ingin menganggu urusan negara," kata pernyataan NIS.

Baca: Pertama Kalinya, Korea Utara Peringatkan Presiden Lee Myung-bak

Pada saat negara tersebut dipimpin oleh Lee Myung-bak yang konservatif, dan dalam acara pemilihan presiden Desember 2012 dimenangkan sekutunya, Park Geun-hye, yang mengalahkan Moon Jae-in dari kubu liberal.

Berdasarkan investigasi NIS, skala manipulasi suara Pilres 2012 bahkan jauh lebih luas dari perkiraan awal selama ini.

Pilpres 2012 akhirnya dimenangkan Park Geun-hye, presiden perempuan pertama Korsel dari partai konservatif Saenuri, yang tidak lain adalah sahabat Lee Myung-bak.

Namun, Park dimakzulkan karena tersangkut kasus korupsi dan nepotisme pada Maret 2017.

Beberapa tahun terakhir, kredibilitas NIS dipertanyakan karena sejumlah skandal yang menyeret nama badan intelijen tersebut.

Salah satu skandal yang menjadi sorotan publik adalah kasus pembuatan dokumen intelijen palsu terkait mantan pejabat kota Seoul yang lolos dari Korut pada 2004. 

Baca: Diduga Korupsi, Putra Presiden Korsel Dicekal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com