Aksi Terbesar Melawan Duterte, Ribuan Umat Katolik Kumpul sejak Fajar

MANILA, KOMPAS.com — Ribuan umat Katolik di Manila, Filipina, berkumpul sejak fajar, Sabtu (18/2/2017), untuk sebuah ajang "unjuk kekuatan".

Acara itu digelar untuk melawan kebijakan pembunuhan ekstra yudisial yang digariskan Presiden Rodrigo Duterte terkait perang melawan narkoba. 

Lebih dari 6.000 orang tewas sejak Duterte memegang jabatan sebagai Kepala Pemerintahan, tujuh bulan lalu.

Dia telah mengeluarkan perintah kontroversial yang tak hanya dikecam warga dan kelompok pemantau hak asasi manusia di dalam negeri, tetapi juga dunia internasional.

Aksi perlawanan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pemerintahan Duterte hingga sekarang.

Para anggota jemaat dari institusi paling tua dan paling kuat di negara itu berkumpul sambil memanjatkan doa dan menyanyikan himne.

Pemandangan itu terlihat ketika ribuan anggota jemaat gereja tersebut berbaris sambil mengecam penyebaran budaya kekerasan yang dilakukan Duterte.

"Kita harus berdiri bersama. Bagaimanapun, aksi saat ini menunjukkan kekuatan kita dalam iman, yang tak menghendaki aksi ekstra yudisial," kata Broderick Pabillo.

Broderick Pabillo adalah Uskup Manila yang berbicara kepada AFP, sebelum menyampaikan pidato di hadapan umatnya.

"Saya khawatir dan marah pada apa yang terjadi karena ini adalah suatu kemunduran, tidak menunjukkan kemanusiaan kita," kata Pabillo.